“Sesungguhnya Kami menurunkan Adz Dzikr (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami pasti memelihraranya.” (QS. Al-Hajar: 9). Firman Allah swt benar-benar terasakan kandungannya dalam kehidupan.
Sarana pemeliharaan Al-Quran sebagaimana disebut dalam ayat tadi, sekarang bisa berbentuk hafalan, lembar tulisan, mushaf, kaset, video, program komputer, internet dan sebagainya. Al-Quran sekarang menjadi sebuah kitab yang paling banyak dicetak, paling luas peredarannya, paling banyak dibeli dan paling sering dibaca. Al-Quran menjadi sebuah kitab yang paling banyak dihafal di seluruh dunia, dibandingkan kitab apapun.
Di Inggris, lebih dari 100 ribu anak Muslim setiap hari pergi ke 700 masjid setelah selesai belajar di sekolah, untuk membaca Al-Quran dan menghafalnya. Kebanyakan mereka adalah generasi ketiga kaum Muslimin di Inggris asal Pakistan dan Banglades. Ada banyak pusat penghafalan Al-Quran di Inggris, di mana para muridnya berasal antara lain dari Saudi, Somalia, dan penduduk Inggris sendiri. Itu ditambah lagi dengan keberadaan 120 sekolah Islam independen, sementara ada 5 sekolah Islam saja yang mendapat subsidi dana dari pemerintah Inggris.
Yang unik lagi, masyarakat Eropa juga terlibat dalam upaya menghafal dan memelihara Al-Quran. Mushaf Al-Quran pertama dicetak di kota Venesia, Italia pada tahun 1537. Beberapa waktu lalu, ada informasi naskah cetakan Al-Quran paling tua itu ada di salah satu gereja Italia. Sementara mushaf yang dicetak dengan bentuk modern dan indah, pertama kali dilakukan di Hamburg, Jerman, tahun 1694, diikuti oleh Rusia yang juga mencetak Al-Quran dalam cetakan yang bagus pada zaman itu, di tahun 1787. Selebihnya, barulah Al-Quran dicetak di negara Islam di bawah kekuasaan Utsmaniyah tahun 1877.
Jangan lupakan juga bahwa kini sudah ada sebuah percetakan khusus Al-Quran “Majma’ Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif”, percetakan terbesar di dunia, yang memang hanya mencetak Al-Quran saja. Letaknya di kota Madinah, dan mulai beroperasi sejak tahun 1984. Dalam satu tahun, percetakan ini mampu memproduk cetakan Al-Quran sebanyak 30 juta eksemplar.
Demikianlah, Al-Quran bukan hanya terlindungi dan terpelihara dari penyimpangan yang dilakukan oleh manusia, tapi Al-Quran telah terlindungi dan terpelihara hingga telah dihafal jutaan orang di dunia ini. Di Pakistan, seperti diulas majalah Al-Mujtama, sejak tahun 1947 telah muncul arus keagamaan yang begitu kuat di masyarakatnya. Hingga ada ungkapan ada satu orang hafal Al-Quran dari 3 rumah di Pakistan. Dan jumlah para penghafal Al-Quran mencapai 7 juta orang hafidz. Subhanallah.
Yang luar biasa juga, Al-Quran yang berbahasa Arab itu mampu dihafal oleh orang-orang non Arab yang bahkan tidak mengerti bahasa Arab. Sebagaimana terjadi di banyak negara non Arab, termasuk di Indonesia. Subhanallah, Al-Hamdulillah, Allahu Akbar. (na-str/almjtm)