Eropa dalam Ancaman Terorisme

Europol–gabungan kepolisian negara-negara Uni Eropa–menyatakan bahwa ancaman terorisme terhadap negara dan masyarakat Eropa masih tinggi dan metode serta dampak terorisme yang timbul makin beragam.

Demikian kesimpulan laporan tahunan Europol terkait terorisme yang disampaikan oleh Direktur Europol Rob Wright di hadapan parlemen Eropa belum lama ini. Laporan berjudul Europol’s EU Terrorism Situation and Trend Report (TE-SAT) menyebutkan, sepanjang tahun 2010 terjadi 249 serangan terorisme di seluruh Eropa, dengan korban tewas sebanyak tujuh orang dan puluhan orang lainnya luka-luka.

Serangan teror itu, menurut Europol kebanyakan berhubungan dengan aktivitas kelompok separatis, nasionalis atau akibat aksi kelompok anarkis. Tiga kasus terorisme dilakukan oleh kelompok teroris Islam yang bertujuan untuk menimbulkan jumlah korban yang besar.

Sebuah upaya serangan terorisme yang berpotensi menimbulkan kehancuran serius dan banyak korban, berhasil digagalkan pada November 2010 lalu. Ketika itu aparat keamanan Inggris berhasil mencegat pengiriman paket dari Yaman ke AS yang berisi bahan eksplosif. Pengiriman "paket teror" yang sama juga berhasil dicegat begitu sampai di Dubai. Kelompok Al-Qaida Semenanjung Arab mengklaim bertanggung jawab atas rencana serangan teror yang berhasil digagalkan itu.

Sepanjang tahun 2010, polisi Uni Eropa menangkap 611 orang terkait aksi terorisme, 179 orang diantaranya dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok teroris Islam. Jumlah "teroris Islam" yang tertangkap tahun ini, masih menurut Europol, meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya. Selain itu, kelompok-kelompok "teroris Islam" merilis sedikitnya 46 pernyataan berisi ancaman teror terhadap kepentingan-kepentingan Uni Eropa. Jumlah ancaman ini juga meningkat dibandingkan tahun 2009.

Laporan Eurpol menyatakan, kelompok-kelompok teroris makin beragam dan makin fleksibel dalam memilih metode serangan mereka. Ada indikasi bahwa kelompok-kelompok teror itu saling bekerjasama, memanfaatkan internet dan menjalin hubungan dengan kelompok kriminal yang teroganisir, khususnya dalam mencari dana. Sebagai contoh, Europol menyebutkan hubungan antara kelompok-kelompok teroris di kawasan Afrika Barat dengan kelompok penyelundup narkoba berskala internasional.

Lebih lanjut laporan Europol menyatakan, ketidakstabilan situasi di kawasan Afrika Utara juga mengancam situasi keamanan di Uni Eropa, karena kelompok-kelompok teroris dari kawasan itu kemungkinan akan memindahkan material serta anggota mereka ke Eropa.

Situasi dalam negeri negara-negara Uni Eropa akibat resesi ekonomi juga menjadi pemicu munculnya ketegangan sosial, tindakan yang ekstrim bahkan aksi teror di Eropa. (ln/europol)