“Turki akan terus berdiri di samping Azerbaijan dengan segala bentuk dukungan dan semua potensi kami,” ujar dia.
Bentrokan saat ini dimulai pada 27 September ketika pasukan Armenia menargetkan permukiman sipil Azerbaijan dan posisi militer di wilayah tersebut, yang menyebabkan korban.
Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Selama hampir tiga dekade, sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan tetap berada di bawah pendudukan Armenia secara ilegal.
Banyak kekuatan dunia, termasuk Rusia, Prancis, dan AS, mendesak gencatan senjata baru. Turki, sementara itu, telah mendukung hak Baku untuk membela diri dan menuntut penarikan pasukan pendudukan Armenia.
Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan.
Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk Group – diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS – dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata disetujui pada 1994.
Gencatan senjata kemanusiaan yang diumumkan akhir pekan lalu untuk pertukaran tahanan dan mayat dengan cepat dipatahkan oleh pasukan Armenia, yang menyebabkan banyak kematian dan korban.(rol)
sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/presiden-turki-umumkan-penemuan-cadangan-gas-baru-di-laut-hitam/2006803