Dalam kesempatan terpisah, Erdogan bahkan menuduh Uni Eropa berusaha menghindari pembahasan soal permintaan Turki untuk merevisi kesepakatan terkait penanganan pengungsi pada 2016 antara kedua belah pihak.
Kesepakatan itu diteken pada 2015 oleh Uni Eropa dan Turki selama krisis imigran berlangsung di Eropa. Perjanjian itu memungkinkan pengungsi imigran yang berusaha mencapai Yunani dikembalikan dan ditampung di Turki dengan imbalan bantuan.
Yunani menjadi salah satu gerbang pengungsi menuju negara Eropa.
Dalam kesepakatan itu, Uni Eropa berjanji akan bekerja sama dengan Turki untuk memperbarui kebijakan bea cukai yang ada dan membuka akses bagi negara itu terhadap blok tersebut.
Turki, yang berupaya menjadi anggota Uni Eropa, menginginkan kebijakan bebas visa bagi negaranya ke negara-negara blok tersebut.
Namun, Turki menuduh Uni Eropa tidak mematuhi perjanjian tersebut.[cnnindonesia]