Sebuah pernyataan yang mungkin bisa memunculkan kontroversi dikeluarkan oleh Recep Tayep Erdogan, pemimpin Partai Keadilan dan Pembangunan Turki yang belakangan diisukan bakal mengganti sistem negara sekuler Turki bila ia menerima tongkat kepresidenan Turki melalui pemilu presiden.
Erdogan, berani menegaskan secara implisit bahwa ia akan komitmen dengan sistem sekuler Turki.
Pernyataan ini dilontarkannya saat banyak kalangan sekularis Turki yang dilanda kekhawatiran akan kecenderungan arus Islam untuk melemahkan politik sekuler Turki dan menggantinya dengan peran Islam, dengan keterlibatan Erdogan dalam pemilu Presiden dalam waktu dekat.
Saat berbicara dengan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (17/4), Erdogan mengingatkan agar kaum sekuler yang takut soal pencalonannya dalam pemilu presiden bulan Mei mendatang. “Demokrasi, sekularisme, dan kekuasaan negara yang diatur oleh undang-undang, adalah prinsip utama dalam sebuah negara republik. Jika ada salah satunya yang hilang, maka pilar bangunan negara akan runtuh. Tidak ada kelompok manapun yang meresahkan pilar-pilar itu. Dengan keinginan masyarakat, maka pilar-pilar itu akan hidup selamanya. ”
Erdogan yang kini menjabat sebagai PM Turki mengatakan bahwa sudah seharusnya pemerintah, siapapun, komitmen dengan sistem sekuler Turki, sebagaimana dalam perkataannya, “Pemerintah harus komitmen untuk memelihara undang-undang dasar negara dan harus terus mempertahankannya. ”
Lebih dari 300 ribu orang Turki pada hari Sabtu (14/4) menggelar demonstrasi akbar di Ankara melakukan pembelaan terhadap sistem sekuler di Turki. Mereka merasa terancam dengan informasi keterlibatan Erdogan yang memimpin partai Islam, bila turut terjun dalam bursa pemilihan presiden di bulan Mei mendatang. Erdogan sendiri menanggapi aksi ini dengan mengatakan, “Demonstrasi itu tidak akan mempengaruhi ikut atau tidaknya saya dalam pemilu presiden. Karena masalah itu tergantung dengan keputusan yang dikeluarkan oleh para wakil partai. ”
Presiden Turki Nejdet Sezer akan berakhir masa kepemimpinannya pada 25 April esok. Dan dalam agenda politik Turki, parlemenlah yang harus memilih pengganti Presiden pada bulan Mei. Sementara Partai Keadilan dan Pembangunan Turki adalah partai yang paling dominan di parlemen Turki. (na-str/iol)