Perdana Menteri Turki, Recep Tayyib Erdogan, Rabu, ketika melawat ke Azerbaijan, mengutamakan mengunjungi Masjid Syuhada’ (Martyrdom), yang ditutup pemerintah, sebagai ekses kebijakan pemerintah Turki yang melakukan normalisasi dengan Republik Armenia. Masjid Syuhada’ itu, baru saja selesai di restorasi, sebelum Erdogan berkunjung ke Azerbaijan.
Ketegangan hubungan antara Turki dengan Azerbaijan, sebagai akibat langkah Ankara yang melakukan normalisasi dengan Armenia, dan melakukan kerjasama yang bersifat konprehensif, serta dibukanya kembali hubungan diplomatik, yang sempat terputus antara kedua negara. Langkah strategis yang dilakukan fihak Ankara untuk melakukan normalisasi dengan Armenia, karena negara ini akan dijadikan faktor penyulut konflik baru oleh fihak Israel. Karena, masa lalu, di mana Turki pernah dituduh melakukan pembantaian terhadap penduduk Armenia.
Dalam kunjungannya ke Azerbaijan, Erdogan mengawalinya dengan melakukan kunjungan ke Masjid Syuhada’, dan ke makam Presiden Azerbaijan Haydar Aliyev, yang makamnya tak jauh dari Masjid Syuhada’. Tentang, Masjid Syuhada’, dibangun 28 Juni 1995, dan Masjid Syuhada ini, tak lain, menjadi peringatan bagi para pasukanTurki, yang tergabung dalam ‘Pasukan Islam Kaukasus’, tahun 1130 yang berperang melawan pasukan Armenia dan Rusia, dan Rusia – Armenia mencaplok Azerbaijan di tahun 1918. Sedangkan makam para syuhada’ yang ada ibukota Baku itu, sebuah peninggalan sejarah dari pasukan Islamn Turki. Perdana Menteri Erdogan, bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengunjungi makam itu pahlawan perang.
Kunjungan Erdogan ke Azerbaijan dan bertemu dengan Presiden Ilham Aliyev itu, tak lain tujuannya, menghilangkan salah paham antara Ankara dengan Baku, yang dipicu langkah strategis yang dilakukan oleh Ankara yang melakukan normalisasi dengan Armenia. Langkah yang diambil oleh Ankara tidak akan menganggun hubungan dengan Azerbaijan. “Ini hanya salah faham’, ujar Erdogan di Baku. “Tidak ada yang meragukan Turki akan tetap melanjutkan hubungan dan mempertahankan kepentingan Azerbaijan”, tambah Erdogan.
Perdana Menteri Turki, Recep Erdogan, juga dijadwalkan akan melakukan pidato resmi di depan Parlemen Azerbaijan, yang tujuan menjelaskan kebijakan Turki, yang akhir-akhir ini membangun hubungan dan menormalisasi kerjasama dengan Armenia. Konflik Armenia dengan Azerbaijan, tak menyangkut sebuah ‘enclave’ yang disengketakan, yaitu Nagorno Karabakh, yang sempat memicu konflik, dan bahkan melibatkan Rusia. (m/wb)