PM Turki Rejeb Erdogan mulai bersuara tentang krisis yang kini melanda Palestina. Erdogan terpancing berkomentar lantaran Palestina kini mendapat isolasi ketat dari negara Barat yang menolak keberadaan Hamas sebagai pemerintah Palestina. Menurutnya, jika Barat ingin menjatuhkan kekuasaan Hamas sama artinya dengan mengulang kesalahan ketika Barat ingin menjatuhkan kekuasaan mendiang Arafat sebelum perundingan Oslo.
Di sela- sela Seminar Ekonomi Islam di Syarm Syeikh, Mesir, Erdogan mengatakan, “Hukuman yang dijatuhkan atas Palestina agar Hamas mau mengakui eksistensi Israel, menjauhi aksi kekerasan, bisa saja menjerumuskan Palestina pada kemiskinan hingga mereka sampai pada titik kebencian luar biasa,” kata Erdogan. Ia menambahkan, “Bangsa Palestina akan tergiring untuk memiliki kebencian lebih hebat karena hukuman yang mereka terima. Karena itu, kami memandang keputusan embargo itu harus ditimbang kembali.”
Menurut Erdogan sikap Barat menekan Hamas agar mengakui Israel sekarang ini, mirip dengan skenario yang dilakukan Barat saat ingin menyingkirkan Arafat dari kekuasaan Palestina, sebelum perundingan Oslo tahun 1993. “Jangan ulangi kesalahan seperti yang sudah dilakukan pada waktu lalu. Menghukum rakyat Palestina dengan kelaparan atau pada krisis yang lebih berat dari itu, tidak akan memunculkan efek apapun kecuali yang lebih buruk,” katanya.
Terkait dengan rencana bantuan untuk Palestina, Erdogan mengatakan negaranya hanya akan memberi bantuan untuk bantuan kemanusiaan saja dalam bentuk makanan dan obat-obatan. Dan menurutnya, rencana itu telah ia bicarakan langsung dengan PM Israel Ehud Olmert dan Presiden Mesir Husni Mubarak. “Kami –Mesir dan Turki – sudah sepakat untuk memberi bantuan kepada Palestina. Karena ini adalah termasuk kewajiban kami sesama negara Timur Tengah. Tapi bantuan itu tidak berbentuk dana, melainkan berbentuk makanan dan obat-obatan. Kami akan menyerahkan distribusinya kepada pemerintah Palestina,” ujarnya. (na-str/iol)