Sebuah puisi yang ditulis oleh tokoh senior Ikhwanul Muslimin Mohammed al-Baltagy mengenai putrinya yang berusia 17 tahun yang ikut gugur dalam demonstrasi protes di Kairo, membuat perdana menteri Turki menangis di televisi pada hari Kamis.
Recep Tayyip Erdogan terlihat berkali kali menyeka matanya dan ia menjadi tak bisa berkata-kata ketika diwawancarai setelah mendengar puisi itu, Euronews melaporkan pada hari Jumat.
“Suatu waktu, putri saya meminta saya untuk menghabiskan satu malam di rumah dengan dia, tapi saya masih bekerja keras dan tidak bisa meluangkan waktu untuknya … saya melihat seolah putri saya sendiri dalam surat al-Baltagy itu,” katanya.
Pada tahun 2010 Erdogan juga menangis di depan kamera saat menyaksikan kematian anak-anak Muslim di Gaza. Istrinya, Emine Erdogan, juga menangis di depan kamera selama kunjungan 2012 ke negara bagian Rakhine barat Myanmar di mana dia bertemu dengan anggota kelompok etnis Muslim Rohingya, minoritas Muslim yang sangat dianiaya. (Arby/Dz)