Erdogan, Perdana Menteri (PM) Turki, mengecam kudeta militer di Mesir yang menggulingkan Presiden Mohammed Morsi sebagai musuh demokrasi, dan mengecam Barat karena tidak menyebut penggulingan militer itu sebagai kudeta.
Erdogan memperingatkan bahwa perilaku militer semacam itu membawa dampak berat. “Kudeta itu jahat. Kudeta korbankan rakyat, masa depan, dan demokrasi. Saya ingin ini semua orang teriakan hal ini dengan keberanian. Saya terkejut dengan sikap Barat. Parlemen Eropa korbankan nilai-nilainya sendiri dengan tidak menyebut tindakan militer di Mesir sebagai kudeta. Ini adalah ujian dan Barat telah gagal dalam ujian tersebut,” ujarnya.
Baik Uni Eropa yang berpusat di Brussels dan Washington sejauh ini tidak menyebut penggulingan Morsi sebagai kudeta. Arab Saudi dan Qatar, Emirate, Jordania bahkan mengucapkan selamat kepada Presiden Mesir sementara yang baru diangkat Adly Mansour.
Adapun Rencana Erdogan kunjungi ke Jalur Gaza yang dikuasai gerakan Islamis Hamas kemungkinannya juga tertunda. Kunjungan ini dapat menjadi ketidak senangan Washington, Tel Aviv dan otoritas Palestina.
Gursel mengatakan dengan jatuhnya Mursi sama saja menghancurkan harapan bagi kunjungan Erdogan ke Gaza. “Erdogan tidak akan pergi ke Gaza dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Karena dengan kondisi seperti ini ia tidak bisa pergi ke Gaza melalui Gerbang Rafa. Tidak akan ada sambutan baginya di Mesir. Dia tidak bisa pergi ke Mesir yang telah dikuasai militer. Itu mustahil,” ujarnya. (VA/KH)