Erdogan: Kami yang Menentukan Serangan, Bukan AS

PM Turki Recep Thayep Erdogan rupanya sulit menahan diri untuk tidak merespon aksi teroris Partai Buruh Kurdi, di utara Irak.

Meski ditahan oleh AS dan Irak untuk tidak terburu-buru melakukan operasi militer yang telah menewaskan belasan tentara Turki, akhirnya Erdogan menyatakan keras bahwa yang akan menentukan serangan atau tidak adalah Turki, bukan Amerika. Ia menegaskan akan melakukan serangan militer untuk menumpas para pemberontak Kurdi yang bersembunyi di Irak Utara.

Menjawab pertanyaan para wartawan saat kunjungannya ke Roma, Erdogan mengatakan, “Mungkin AS tidak ingin operasi militer Turki dilakukan dengan melewati perbatasan. Tapi yang akan menetapkan adalah kami, apakah kami akan melakukannya atau tidak. ”

Erdogan juga mendeklarasikan keinginannya agar Washington bekerjasama dengan Ankara sebagai partner strategis untuk melawan para pemberontak. “Seperti partner strategis bagi Turki, AS bergerak bersama Turki. Kami telah bergerak bersama di Afghanistan, ” ujarnya.

Ia berharap AS bisa menyertai Turki dalam langkah-langkah lain melawan terorisme secara lokal dan internasional. Akan tetapi pada kesempatan itu Erdogan tidak menjelaskan bila operasi bersama melawan Partai Buruh Kurdistan di Irak Utara.

Dalam konteks yang sama, Presiden Turki Abdllah Gul, menyatakan bahwa kesabaran Turki sudah di ambang batas. Ia menegaskan pihaknya tidak akan berdiam diri melihat serangan yang dilakukan milisi Kurdi. Dan karenanya Turki akan melakukan langkah-langkah mendesak untuk mengusir bahaya yang dimunculkan milisi Kurdi.

Sementara itu, partai-partai nasionalis Turki selaku oposisi menuding Erdogan dan pemerintahannya menganggap enteng masalah terorisme, dan terlalu tunduk pada tekanan AS yang meminta Turki untuk tidak mengirim pasukan ke Irak. Emosi melawan AS di Turki, beberapa tahun terakhir semakin memanas, karena sejak lama AS selalu melarang rencana Turki menyerang markas Partai Buruh Kuristan. (na-str/iol)