Dia berpendapat umat Islam dapat dengan mudah mengatasi masalah mereka dengan fokus pada kesamaan dan masalah bersama daripada perbedaan. Hampir 1.000 Muslim terbunuh setiap hari akibat terorisme atau kekerasan secara global.
Karena itu, Erdogan mengatakan konsep seperti rasialisme, nasionalisme, sektarianisme, dan terorisme menghancurkan Islam dari dalam. Namun demikian, ia menegaskan Turki tidak akan membiarkan imperialis memecah belah Islam dengan menggunakan label Sunni-Syiah, hitam-putih, Turki-Kurdi dan Arab-Persia.
“Umat agama yang memandang membunuh satu orang sama dengan membunuh manusia secara keseluruhan tidak dapat melakukan pembantaian apa pun,” ujarnya.
Dalam Islam, keutamaan terletak pada kedekatan dengan Allah dan bukan pada kekayaan atau ras. Karena itu, Erdogan mengatakan debat politik sehari-hari tidak boleh menutupi solidaritas komunitas Muslim.
“Jika orang tidak memenuhi kebutuhan agamanya dari sumber yang kredibel, mereka akan terjebak dalam kelompok bidat yang tidak ada hubungannya dengan Islam, seperti Daesh, FETO (Gulenist Terror Group), al-Shabaab dan Boko Haram,” katanya. (rol)