eramuslim.com – Presiden Turki Erdogan mengkritik sikap-sikap yang ia sebut sebagai “permusuhan terhadap Syariah,” hukum agama Islam dan menyamakannya dengan permusuhan terhadap agama terbesar di dunia itu.
Kritik tajam itu disampaikan Erdogan saat berpidato di sebuah upacara wisuda para sarjana jurusan agama, menurut Turkish Minute (01/02/2024).
Erdogan menyebut dua upaya sedang dilancarkan terhadap Turki. Yang pertama adalah sebuah upaya untuk mempromosikan identitas sekuler Turki tanpa nilai Islam, dan yang satu lagi upaya untuk memusuhi hukum Syariah.
Presiden ke-12 Turki itu mengutuk upaya tersebut yang bertujuan untuk memisahkan identitas Turki dari akar sejarah dan budaya Islamnya, dan menggambarkan upaya-upaya semacam itu sebagai upaya untuk “menempatkan bangsa Turki di museum.”
Presiden mengecam tokoh oposisi dan kelompok yang mengekspresikan kegelisahan mereka tentang simbol-simbol agama dan mengkritik pendidikan agama untuk anak-anak, menyebut pernyataan-pernyataan semacam itu sebagai kebodohan.
Secara khusus ia mengkritik pemimpin partai politik terbesar kedua di negara itu yang menyebut pendidikan agama untuk anak-anak sebagai “cara berpikir abad pertengahan” tanpa menyebutkan nama orang tersebut. Kritik tersebut tampaknya ditujukan kepada ketua Partai Rakyat Republik (CHP) Özgür Özel, yang dikenal karena sikap sekulernya.
Erdogan menekankan dampak negatif dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman terhadap prinsip-prinsip Islam dan menyesalkan prevalensi sikap seperti itu di beberapa bagian masyarakat Turki. Namun, ia menyatakan keyakinannya bahwa upaya bersama dapat mengatasi “kegelapan ketidaktahuan” ini.
Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu mengajak ulama agar tak hanya berdakwah di masjid dan kelas-kelas Al-Quran, namun juga untuk bertindak sebagai pemimpin dan teladan dalam komunitas mereka untuk membimbing, berkhotbah dan mempertahankan iman mereka. (sumber: Hidayatullah)