Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdogan melakukan pertemuan "darurat", bersamaan dengan krisis yang di kawasan Timur Tengah, khususnya kekacauan politik, dan kekerasan yang terjadi di Suriah.
Agenda utama pertemuan aitu, membahas situasi keamanan, dan Erbakan melakukan "penilaian" terhadap situasi yang terus berkembang di kawasan itu, khususnya di Suriah. Pertemuan berlangsung di pusat "Crisis Center", Ankara, Senin. Situasi di Suriah terus mengarah kepada kekacauan yang luas, dan akan berdampak kepada keamanan regional, khususnya di Timur Tengah. Sementara itu, Turki berbatasan dengan Suriah. Di mana sekarang di perbatasan Turki, dibanjiri pengungsi dari Suriah, yang jumlah mencapai puluhan ribu.
Pertemuan itu dihadiri Menteri Luar Negeri Turki Davutoglu, yang dijadwalkan akan bertolak menuju Suriah hari Selasa (hari ini), dan ingin mengakhiri langkah operasi militer Suriah, yang merenggut nyawa warga sipil yang melakukan protes.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan memimpin pertemuan itu, yang dihadiri oleh Kepala Staf Umum Jenderal Necdet Ozel, Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu dan Menteri Pertahanan Ismet Yilmaz.
Pernyataan itu mengatakan para peserta menilai masalah keamanan bahwa situasi keamanan di kawasan Timur Tengah sangat berbahaya, dan akan menciptakan instabilitas yang lebih luas. Turki berusaha menghentikan situasi yang sangat labil, khususnya munculnya gerakan protes rakyat, yang menuntut perubahan politik, dan menimbulkan konflik yang luas dengan pihak pemerintah. Seperti yang sekarang terjadi di
Suriah.
Sekitar satu setengah jam setelah pertemuann itu, utusan AS, Francis Ricciardone datang ke Kantor Perdana di Ankara. Utusan AS bertemu penasihat utama PM Ibrahim Kalin.
Sebelumnya, menurut laporan berita Reuters, Menlu AS Hillary Clinton membahas kekerasan yang sedang berlangsung dan operasi militer di Suriah. Menlu Hallary menelpon Menlu Davotugluhari Minggu, kata sumber di Departemen Luar Negeri Turki.
Hillary Clinton membahas sikap AS, bahwa Suriah harus segera mengembalikan militer ke barak dan melepaskan semua tahanan politik. Hallary meminta dukungan dari rekannya pa Davutoglu untuk "memperkuat pesan-pesan ini" yang disampaikan kepada pemerintah Suriah, ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner.
Para pejabat Kedutaan Besar AS di Ankara mengatakan bahwa Ricciardone bertemu Kalin dalam konsultasi soal situasi yang sedang berlangsung di Suriah. Kalin dan Ricciardone juga membahas isu-isu regional dalam pertemuan mereka.
Berbicara kepada wartawan setelah pertemuannya dengan Kalin, Ricciardone mengatakan mereka membuat "penilaian secara keseluruhan tentang perkembangan terbaru." Ditanya apakah pertemuan itu terkait dengan percakapan telepon antara Clinton dan Davutoglu, Duta Besar mengatakan itu adalah bagian dari "tindak lanjut" untuk itu. (mh/wb)