Emir Qatar pada Selasa kemarin (25/9) menyerukan intervensi pasukan Arab untuk dikirim ke Suriah dalam upaya menghentikan eskalasi konflik di negara tersebut.
Syaikh Hamad bin Khalifa Al-Thani, seorang pendukung utama oposisi Suriah, membuat panggilan itu di Majelis Umum PBB setelah sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan konflik Suriah telah menjadi “musibah” yang mengancam perdamaian global.
“Karena kegagalan upaya internasional untuk mengakhiri perang, lebih baik bagi negara-negara Arab sendiri untuk campur tangan menyelesaikan masalah kemanusiaan, tugas politik dan militer di sana dan melakukan apa yang diperlukan untuk menghentikan pertumpahan darah,” kata al-Thani di Majelis Umum PBB.
Emir mengutip kasus intervensi pasukan Arab yang dikirim ke Lebanon pada tahun 1970 dalam upaya untuk menghentikan perang saudara di negara itu. Ia menyebut operasi yang didukung Liga Arab pada tahun 1976 menjadi langkah yang terbukti efektif dan berguna.
Pemimpin Qatar salah satu pengecam keras Assad yang pemerintahannya telah menuduh Qatar dan Arab Saudi mempersenjatai pemberontak Suriah.
Al-Thani mengatakan konflik 18-bulan di Suriah telah mencapai tahap yang tidak dapat diterima dengan adanya pemerintah Suriah yang tidak ragu untuk menggunakan segala macam senjata melawan rakyatnya sendiri.
Dia mengatakan intervensi diperlukan karena semua upaya untuk membuat Suriah keluar dari siklus pembunuhan telah sia-sia dan Dewan Keamanan PBB juga “gagal” untuk mengambil sikap.(fq/afp)