Kepala Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) Muhammad El Baradei meminta Iran untuk menunda pengayaan uraniumnya dan berharap pihak-pihak yang bertikai dalam masalah nuklir Iran kembali ke meja perundingan.
Hari ini, Kami (13/4) El-Baradei melakukan kunjungan ke Iran, menyusul pengumuman yang disampaikan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad hari Selasa sebelumnya, bahwa Iran telah melakukan pengayaan uraniumnya sampai pada level yang biasa digunakan di stasiun pembangkit energi nuklir dan akan dilanjutkan dengan pengayaan dengan skala yang lebih besar.
Pengumuman Ahmadinejad itu memicu reaksi keras dari negara-negara yang selama ini menaruh perhatian besar atas program nuklir Iran, termasuk China dan Rusia. AS langsung mendesak Dewan Keamanan PBB agar mengambil ‘langkah tegas.’
"Sekarang, ada pemikiran agar Iran menghentikan proses nuklirnya secara keseluruhan," kata seorang pejabat di IAEA di Wina.
Dalam kunjungannya ke Iran hari ini, El Baradei diharapkan akan bertemu dengan para pejabat tinggi Iran. Seorang diplomat yang enggan disebut namanya mengatakan, kedatangan El Baradei diharapkan bukan sebagai ‘perantara’.
"Mereka jelas-jelas sudah mencapai kemajuan yang signifikan dalam riset dan tingkat pengembangan, dan ingin menyodorkannya sebagai fait accompli untuk memperkuat posisi tawar mereka pada Barat," kata diplomat tadi.
Para analis di Iran juga menyampaikan pendapat serupa. Mereka mengatakan, kemampuan Iran melakukan pengayaan nuklir akan memperkuat posisi Iran. Amie Mohebian, analis politik dari kelompok konservatif mengungkapkan, "Negosiasi dengan El Baradei kali ini sangat berbeda dengan masa lalu, sebelum Iran menunjukkan kemampuannya."
Sementara itu, melihat perkembangan program nuklir Iran, para diplomat di Dewan Keamanan PBB menyatakan, lima anggota tetap Dewan Keamanan ditambah negara Jerman, akan mengadakan pertemuan di Moskow minggu depan bersama dengan Kelompok 8 untuk membahas masalah Iran. Para diplomat itu mengungkapkan, Dewan Keamanan PBB belum akan mengambil tindakan apapun sampai El Baradei membuat laporannya tentang nuklir Iran pada akhir April mendatang.
Mengomentari kemungkinan tindakan militer terhadap Iran yang mulai berhembus, Menlu Rusia Sergei Lavrov pada Rabu (12/4) mengatakan, persoalan nuklir Iran tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan kekuatan militer.
"Pada prakteknya semua negara-negara Eropa memiliki solidaritas dengan Rusia," kata Lavrov meyakinkan.
Ia juga mengingatkan agar jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan terhadap pengumuman yang disampaikan Presiden Iran tentang keberhasilan program nuklirnya. "Tujuan utamanya tetap mencegah meluasnya senjata-senjata nuklir," sambung Lavrov.
"Saya tidak akan tergesa-gesa untuk mengambil kesimpulan karena hawa nafsu sudah seringkali membakar terkait dengan program nuklir Iran. Tugas kita, seperti yang sering saya katakan, adalah mencegah terjadinya pelanggaran terhadap program pengembangan nuklir," tambah Lavrov.
Akhir pekan kemarin, surat kabar Washington Post dan majalah New Yorker menurunkan laporan tentang rencana Presiden George W. Bush untuk melancarakn operasi militer ke Iran. Namun laporan itu dibantah Bush dan menyebutkan sebagai ‘spekulasi liar’. (ln/iol/aljz)