Aksi-aksi kekerasan yang dilakukan warga Hindu di wilayah Jammu, India terhadap warga Muslim dalam beberapa pekan terakhir ini menyebabkan banyak keluarga Muslim mengungsi. Rumah dan toko milik Muslim Jammu menjadi sasaran pembakaran dan perampasan warga Hindu.
Menurut seorang pejabat daerah setempat, lebih dari 300 keluarga dari Jammu dan wilayah-wilayah sekitarnya mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman. Selain di Jammu, aksi-aksi kekerasan terhadap warga Muslim juga terjadi di wilayah Akhnoor, Samba dan Kishtwar. Di Kishtwar, menurut laporan pemerintah daerah setempat, 72 rumah dan sejumlah toko milik Muslim dibakar oleh warga Hindu.
Muhammad Raiq Doolwal, adalah seorang Muslim yang rumahnya menjadi korban keberingasan warga Hindu pada 12 Agustus kemarin. "Pertama mereka melempari rumah kami dengan batu, kemudian menyerbu ke dalam rumah dan merampas baran-barang yang ada di toko saya. Lalu mereka membakar rumah kami, " kata Rafiq.
Aksi-aksi kekerasan yang menimpa warga Muslim India, dipicu oleh keputusan pemerintah India pada bulan Juni lalu untuk mendonasikan sebidang tanah di wilayah Kashmir India, yang didominasi warga Muslim untuk keperluan tempat penginapan bagi para peziarah Hindu. Warga Muslim setempat tidak terima dengan keputusan tersebut, dan akhirnya dibatalkan. Pembatalan itu menyebabkan warga Hindu marah.
Ketegangan memuncak ketika sekelompok warga Hindu di Jammu melempari dengan batu warga Muslim yang sedang melakukan pemakaman para korban penembakan polisi India. Para korban itu ditembak saat melakukan aksi unjuk rasa menuntut kemerdekaan Kashmir dan memprotes kebijakan pemerintahan India yang diskriminatif terhadap warga Muslim Kahsmir. Aksi-aksi pelemparan batu itu, kemudian meluas dengan aksi serangan warga Hindu terhadap rumah-rumah dan toko milik warga Muslim.
Wilayah Kashmir saat ini menjadi dua bagian, yang berada di bawah wilayah Pakistan dan berada di wilayah India. Kashmir sejak lama memperjuangkan kemerdekaannya sendiri. Pakistan dan PBB mendukung hak untuk menentukan nasib sendiri bagi Kashmir, tapi India menolaknya.
Polisi India Berpihak pada Warga Hindu
Warga Muslim mengeluhkan sikap polisi India yang lebih berpihak pada warga Hindu dalam mengatasi aksi-aksi kekerasan di Jammu dan Kashmir.
Seorang pemuda Muslim bernama Gazanfar Iqbal Qazi, menjadi salah satu korban penembakan polisi India.Ia mempertanyakan siapa yang melempar granat dan melakukan penembakan membabi buta ketika warga Muslim sedang melakukan pemakaman, yang menyebabkan dua warga Muslim tewas dan 50 orang lainnya, termasuk lima warga Hindu.
Sebuah rekaman video yang diambil seorang wartawan lokal, kata Gazi, menunjukkan bahwa Pasukan Khusus India membantu warga Hindu dan membantu mereka melempari warga Muslim dengan batu. Gazi menuding polisi dan pemerintah daerah setempat yang memicu serangan terhadap harta benda milik warga Muslim.
All India Muslim Majlis-Mushawarat (AIMMM)-persatuan organisasi-organisasi Muslim India-mengecam tindakan pasukan keamanan India dan menuntut investigasi atas kasus penyerangan terhadap warga Muslim di Jammu dan Kashmir.
Aksi-aksi kekerasan dari warga Hindu juga dialami Muslim di kota Akhnoor. Kelompok-kelompok ekstrimis Hindu mengibarkan bendera tiga warga di sebuah masjid di kawasan Jorain, membakar sekitar 20 rumah milik warga Muslim di Samba dan enam rumah di Barbarian.
"Mereka juga berusaha merampok lima toko milik warga Muslim yang menjadi warga minoritas di kota-kota itu, " kata Ashiq Hussian Khan, Presiden Federasi Syiah di India.
Warga muslim lainnya, Bashir Ahmad Chowdhary mengatakan, orang-orang ekstrimis Hindu juga melakukan kekerasan terhadap keluarganya. "Saya dan keluarga saya diseret ke luar rumah dan dipukuli. Saya berusaha menyelamatkan anak-anak saya yang masih balita, " kata Bashir.
Muhammad Din, pemuka masyarakat di wilayah itu mengungkapkan, lebih dari 200 rumah dibakar di Samba, Jorain Aknoor dan kamp Rajpora oleh sekitar seribu orang ekstrimis Hindu. Para ekstrimis itu juga tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan pada anak-anak dan kaum perempuan. (ln/iol)