Ekspedisi Pembebasan Ghaza Siap Terobos Blokade Israel

Aktivis perdamaian dan kemanusiaan dari organisasi Free Gaza Movement nekad untuk menerobos blokade Israel di Jalur Ghaza dengan menggunakan dua kapal penangkap ikan. Para aktivis yang berjumlah 44 orang itu memutuskan untuk masuk ke Jalur Ghaza lewat jalur laut, meski mendapat mendapat ancaman akan dibunuh.

Para pendukung aktivis itu sudah berkumpul di pelabuhan Larnaca, sebelah selatan kepulauan Cyprus pada pukul 09.50 pagi waktu setempat, untuk melepas dua kapal yang mengangkut para aktivis itu menuju Ghaza. Sebuah kapal penjaga pantai, mengawal kapal-kapal mereka sampai sejauh tigas mil dari batas pantai Cyprus.

Para aktivis yang menamakan diri mereka tim Ekpedisi Kapal untuk Membebaskan Ghaza itu berasal dari 14 negara dari berbagai latar belakang mulai dari mahasiswa, pengacara dan wartawan dengan usia antara 22 tahun sampai 81 tahun Meski khawatir Israel kemungkinan akan menyabotase kapal-kapal mereka sebelum memasuki perairan Ghaza, para aktvis itu yakin bisa mencapai tujuan mereka untuk memberikan bantuan bagi warga Palestina di Jalur Ghaza yang terpuruk akibat blokade Israel.

Sebelumnya, Israel sudah mengingatkan kelompok kemanusiaan itu untuk tidak melakukan pelayaran ke Jalur Ghaza. "Area yang rencananya akan Anda lewati dengan kapal adalah area kekuasaan angkatan laut Israel dan semua kapal-kapal asing harus menyingkir dari zona perairan itu, " kata Menteri Luar Negri Israel dalam surat terbukanya pada peserta Ekpedisi itu.

Para peserta ekspedisi mengatakan bahwa mereka menerima ancaman dibunuh, setelah mengumumkan rencana ekspedisi itu. Mereka berharap ekspedisi ini bisa menarik perhatian dunia internasional terhadap nasib 1, 5 juta warga Ghaza. Dalam surat balasan mereka pada kementerian luar negeri Israel, para aktivis itu mengatakan, buruknya track record Israel terhadap warga Ghaza menjadi alasan mereka melakukan ekspedisi itu.

Dua kapal yang diberi nama Liberti dan Free Ghaza itu berlayar di bawah bendera Yunani dan membawa 200 alat bantu dengar serta sekitar 5.000 balon untuk anak-anak Ghaza. Bantuan alat dengar diperuntukkan bagi anak-anak Palestina yang mengalami gangguan pendengaran akibat suara-suara tembakan dan bom Israel.

"Tujuan dari perjalanan kami adalah untuk mematahkan blokade ilegal Israel di Jalur Ghaza sebagai langkah awal untuk mengakhiri penjajahan Israel atas Palestina, " demikian isi pernyataan Gerakan Pembebasan Ghaza dalam pernyataan sikapnya.

"Kami tidak peduli apa yang akan terjadi, kami akan mencapai tujuan kami dan membuktikan bahwa warga negara biasa dengan peralatan seadanya bisa membela hak-hak bangsa Palestina, " kata penyelenggara ekspedisi, Paul Larudee.

Gerakan Pembebasan Ghaza yang berbasis di AS ini, sudah menyiapkan lebih dari 200.000 warga Ghaza untuk menyambuk kedatang kapal-kapal para aktivis tersebut. Di antara para aktvis yang kebanyakan berasal dari AS dan Inggris, adalah Lauren Booth, ipar dari mantan perdana menteri Inggris Tony Blair.(ln/mol)