PM Israel Ehud Olmert memerintahkan lembaga Israel Antiquities Authorities (IAA) untuk segera mempercepat pekerjaan penggalian di Pintu Al-Maghariba, satu dari 14 pintu gerbang Masjid Al-Aqsa.
Surat kabar Israel Haaretz menyebutkan, untuk mempercepat pengggalian itu, pemerintahan Olmert menyediakan dana sebesar empat juta dollar.
Israel memulai pengerjaan di Pintu Al-Maghariba sejak bulan Februari. Dengan menggunakan buldoser-buldoser, Israel menghancurkan jembatan kayu yang menjadi jalan menuju ke pintu tersebut dan menghancurkan dua ruangan bawah tanah yang berada dibawahnya.
Tindakan Israel ini memicu protes dari warga Palestina, umat Islam dan lembaga-lembaga kebudayaan serta arkeologi internasional. Israel menyatakan, mereka mau mengganti pintu tersebut dengan bangunan yang lebih kuat. Namun kalangan arkeologi mengingatkan, timbunan tanah yang diletakkan di bekas bangunan jembatan kayu menuju Pintu Maghariba membahayakan pondasi Masjid Al-Aqsa dan makin membuka jalan bagi Israel untuk terus melakukan penggalian.
UNESCO sudah meminta Israel untuk menghentikan penggalian, dan jika ingin melakukan penggalian harus didampingi sebuah tim pakar internasional. Sebuah tim pakar dari Turki yang meneliti penggalian yang dilakukan Israel, juga sudah merekomendasikan agar penggalian dihentikan.
Kantor Olmert pada Haaretz hari Senin kemarin mengklaim bahwa penggalian dan pembangunan di Pintu Al-Maghariba sudah dihentikan sejak bulan Juni, dengan alasan ada persoalan dalam perencanaan dan bukan karena tekanan politik.
Tapi kenyataannya, Ehud Olmert kemarin mengeluarkan instruksi agar IAA mempercepat penggalian di Pintu Al-Maghariba. Dewan Legal Israel, Zeidman, menilai tindakan pemerintah Israel menunjukkan bahwa lembaga yang seharusnya independen seperti IAA sudah dipolitisasi. Tak heran, jika pemasukan IAA meningkat dan penggalian-penggalian yang dilakukannya di Al-Quds, dibiayai oleh asosiasi pemukim-pemukim Yahudi.
Selain memerintahkan percepatan penggalian, kabinet Olmert juga menginstruksikan IAA untuk memindahkan semua "penemuan-penemuan yang dianggap tidak bernilai arkeologi."
Menurut Haaretz, yang dimaksud penemuan-penemuan yang tidak bernilai arkeologi adalah semua benda-benda terkait dengan sejarah Palestina dan kebanyakan berasal dari masa dinasti Utsmaniyah.
Foto-foto yang diambil oleh aggota Knesset dari kalangan Arab Israel, Abbas Zakur pada Februari membuktikan bahwa Israel menggali dua ruangan salat yang berada di bawah jembatan Al-Maghariba. Dari foto-foto itu juga terlihat ada dinding penghubung ke kedua ruangan itu, yang diduga bagian dari sebuah masjid yang sudah dihancurkan Israel.
Arkeolog dari IAA, Yuval Baruch mengaku menemukan ruangan itu pada tahun 2004 di bawah Pintu Maghariba. Para aktivis menuding IAA tidak bisa dipercaya karena tidak segera mengumumkan penemuan itu. (ln/iol)