Ibrahim Dabbasi, Duta Perserikatan Bangsa-Bangsa asal Libya, menyatakan bahwa kondisi yang sekarang dialami sekitar satu setengah juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza jauh lebih buruk dan menakutkan ketimbang yang dialami orang-orang Yahudi di kamp Nazi.
“Warga Gaza sekarang hidup bagaikan di dalam penjara besar di mana semua kebutuhan dasar untuk bisa bertahan hidup diblokade oleh Israel. Secara rutin tentara Israel juga membombardir wilayah ini dari moncong-moncong meriam artileri, tank, maupun dari helikopter tempur dan pesawat terbang. Keadaan mereka jauh lebih buruk ketimbang apa yang dialami orang-orang Yahudi di kamp Nazi dalam Perang Dunia II, ” tegas Dabbasi.
Duta PBB asal Amerika Serikat, Alejandro Wolff, mengecam pernyataan keras Dabbasi dan menudingnya telah melakukan kekeliruan besar menyamakan Gaza dengan kamp Nazi. Wolff merupakan salah satu dari sejumlah duta PBB asal negara-negara Barat yang melakukan walk-out saat Dewan Keamanan PBB akan mendiskusikan masalah kemanusiaan di Gaza.
Dabbasi dan sejumlah rekannya menyatakan seluruh dunia seharusnya menolong warga Gaza yang sekarang berada dalam penindasan yang teramat kejam yang dilakukan oleh Zionis-Israel. “Mereka, warga Gaza, sekarang ini merupakan korban dari pelanggaran HAM terbesar di dunia. Namun AS dan negara-negara Barat yang katanya kampiun demokrasi dan HAM ternyata bersikap diam saja. Ini merupakan kenyataan yang kita hadapi sekarang.”(rz/al-araby/iol)