Dunia internasional kecuali AS melontarkan kecaman keras atas serangan Israel ke pemukiman warga Palestina di kota Beit Hanun yang terjadi Rabu (8/11) dinihari.
Pemantau hak asasi manusia PBB untuk wilayah Palestina yang dijajah Israel, John Dugard mengatakan, Israel telah melakukan hukuman kolektif bagi rakyat Palestina dan bukan pada pemerintahannya. Dan hukuman kolektif yang dilakukan Israel itu, luput dari perhatian masyarakat internasional.
Dugard mengkritik tim Kuartet yang terdiri dari AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa, karena telah gagal menjaga proses perdamaian Timur Tengah dan gagal menghentikan pertumpahan darah di Palestina.
"Tim Kuartet.tidak cukup melakukan sesuatu untuk menghentikan serangan Israel. Sama buruknya, Dewan Keamanan PBB juga gagal untuk menerapkan reolusi dalam persoalan ini atau mengupayakan pemulihan di kawasan Timur Tengah. Saatnya mengambil tindakan segera," tegas Dugard.
Ia menambahkan, serangan-serangan Israel ke wilayah Palestina telah menelan korban banyak korban jiwa dan menyebabkan kerusakan yang besar, terutama rumah-rumah warga dan fasilitas publik. Dugard juga menyatakan bahwa Israel telah menghancurkan tanah ladang warga Palestina, memutus aliran listrik, memutus jalur pasokan makanan dan sumber air bersih dan telah mengisolasi warga Gaza.
Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut serangan Israel Rabu dinihari kemarin sebagai "Hari yang Hitam."
Utusan khusus PBB untuk Timur Tengah, Alvaro de Soto menyatakan dirinya "sangat syok dan terkejut" melihat serangan brutal Israel terhadap warga Beit Hanun. Ia mendesak Israel untuk menghentikan semua operasi militernya.
Kecaman terhadap Israel juga disampaikan Komisi Hubungan Eksternal Uni Eropa, Ferrero-Waldner. "Pembunuhan pagi ini, di mana banyak warga sipil di Gaza, termasuk anak-anak, benar-benar peristiwa yang mencengangkan," katanya.
Uni Eropa menekankan, Israel punya hak membela diri tapi dengan tidak menghabisi nyawa warga sipil tak berdosa.
Palang Merah International (ICRC) menyatakan Israel telah melakukan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional yang secara tegas melarang serangan terhadap rumah-rumah dan warga sipil.
Sekjen OKI, Amr Mussa menyatakan,"Pembantaian terhadap anak-anak, perempuan dan warga sipil tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa ditoleransi."
Mussa menyatakan Israel sudah melangkah terlalu jauh. Ia menyerukan para menteri luar negeri Arab segera menggelar pertemuan darurat dan menghimbau negara-negara Arab untuk menyampaikan pesan yang kuat pada Israel.
OKI menilai Israel sudah melakukan kejahatan perang. Dalam pernyataan resminya, OKI menyatakan, serangan Israel menunjukkan pelecehan terhadap hukum internasional dan Israel terus melakukan kejahatan perang serta melanggar Konvensi Jenewa Keempat.
OKI minta Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah untuk menghentikan serangan Israel dan memberikan jaminan terhadap warga Palestina dari kebrutalan Israel dan tindakan terorisme oleh negara itu.
Raja Yordania, Raja Abdullah II mengutuk "pembantaian mengerikan" yang dilakukan Israel dan menyerukan agar "dilakukan segala daya upaya yang dianggap penting untuk menghentikan operasi militer Israel."
Suriah menuding Israel sebagai "negara teroris" dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk "menghukum Israel atas kejahatan yang dilakukan berulang kali."
Kecaman serupa juga disampaikan negara Mesir, Italia, Rusia dan Turki.
Israel "Menyesalkan"
Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni hanya menyatakan "menyesalkan insiden" yang telah menewaskan warga Beit Hanun.
"Militer Israel tidak bermaksud untuk melukai warga sipil-itu tidak pernah menjadi tujuan kami. Tapi dalam kerangka itu, insiden-insiden semacam ini kerap terjadi," dalih Livni.
PM Israel Ehud Olmert dalam pernyataannya mengatakan, ia menyesalkan serangan tersebut namun tentara Israel menyerang untuk mencegah pejuang Palestina menembakkan roketnya ke Israel.
Kementerian pertahanan Israel menyebutkan, Menteri Pertahanan Israel, Amir Peretz memerintahkan militernya untuk menghentikan serangan ke Gaza sampai investigasi atas peristiwa serangan ini selesai.
Sementara itu, AS malah meminta warga Palestina menahan diri untuk tidak melakukan serangan balasan atas serangan ke Beit Hanun.
John Gordon, Dewan Keamanan Nasional AS menyerukan, "semua kelompok menahan diri untuk menghindari kekerasan terhadap warga sipil." (ln/iol/aljz)