Eropa dan AS mendesak siapa pun yang akan memimpin pemerintahan baru Israel, harus menunjukkan komitmennya terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah. Di sisi lain, kekuatan-keuatan Barat dan Eropa itu tetap mengisyaratkan dukungan penuhnya terhadap eksistensi negara ilegal Israel.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Michael Hammer menyatakan sedang menunggu untuk menjalin kerjasama dengan pemerintahan Israel yang baru nanti, untuk memperkuat hubungan spesial antara AS dan Israel.
Hubungan kerjasama itu, kata Hammer, akan difokuskan pada upaya menjamin keamanan Israel dan upaya mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina serta Israel dengan negara-negara tetangganya yang lain. Hammer menolak memberikan komentar tentang kemungkinan partai-partai sayap kiri di Israel yang akan berkuasa, karena partai-partai itu akan memberikan dampak negatif bagi upaya perdamaian yang dilakukan Barack Obama.
Sementara itu, Uni Eropa mendesak pemerintahan Israel untuk menghormati kewajibannya sebagai negara Yahudi dan mewjudkan negara Palestina yang independen. "Kami harap pemerintahan baru di Israel akan menghormati kewajiban-kewajibannya sebagai negara Yahudi … dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang menghambat terwujudnya solusi dua negara," kata Uni Eropa dalam pernyatannya.
Di Prancis, juru bicara kantor kementerian luar negeri Prancis menyerukan agar pemerintahan baru Israel, meski berakhir dengan pemerintahan koalisi, harus menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dan menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
Di Belgia, Menlu Karel De Gucht menyatakan lebih menyukai partai Livni dibandingkan Partai Netanyahu, untuk memimpin pemerintahan baru di Israel. "Kita harus menunggu, tapi melihat hasilnya saya pikir pemerintahan baru Israel nanti selayaknya dipimpin Kadima," kata Gucht.
"Tekanan dunia internasional nampaknya akan mengarah kesana. Ini juga pilihan saya. Kesempatan besar bagi perdamaian di Timur Tengah lebih terbuka di tangan Livni dibandingkan Netanyahu," sambungnya.
Dunia Arab justeru mengkhawatirkan mencuatnya Partai Yisrael Beitenu pimpin Avigdor Lieberman. Apalagi Netanyahu dilaporkan akan menggalang koalisi dengan Lieberman. "Bagaimana mungkin sebuah masyarakat yang katanya mengaspirasikan perdamaian, memberikan dukungan luas pada seorang fasis dan memberinya kesempatan bahwa suatu hari dia bisa menjadi perdana menteri Israel," demikian pernyataan surat kabar Al-Ahram yang terbit di Mesir tentang Lieberman.
Yordania mendesak pemerintahan baru Israel nanti memiliki komitmen serius terhadap negosiasi perdamaian dengan Palestina. "Yordania ingin memanfaatkan hubungannya dengan Israel untuk kepentingan saudara-saudara kami di Palestina dan stabilitas serta perdamaian di kawasan," kata Menlu Yordania, Salah Bashir. (ln/BrisbaneTimes)