Duta Besar Pakistan untuk AS, Hussain Haqqani kembali menegaskan pernyataan pemerintahnya bahwa Pakistan tidak secara langsung terlibat dalam tragedi Mumbai. Meski kemungkinan para pelaku serangan ada yang berasal dari Pakistan, ia menolak si pelaku itu dikait-kaitkan dengan pemerintah Pakistan.
"Negara, pemerintah, militer dan badan intelejen Pakistan tidak terlibat dalam serangan itu. Jika ada individu-individu yang terlibat dan dikatakan bahwa mereka dilindungi oleh Pakistan, tuduhan itu salah," kata Haqqani dalam wawancara program "This Week" ABC News.
Ia menyatakan, pemerintah negaranya sudah berusaha keras meyakinkan pemerintah India bahwa Pakistan juga "ikut merasakan sakit"nya pemerintah India atas tragedi Mumbai. Namun retorika yang dikembangkan oleh India sekarang ini telah memojokkan Pakistan.
"Retorika yang dikembangkan, bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi, misalnya seperti itu," kata Haqqani.
"Pakistan bersedia bekerjasama dengan India sedetil-detilnya, jika memang ada bukti keterlibatan seseorang," sambung Haqqani. Ia berharap India tidak melihat serangan Mumbai lewat kaca mata hubungan yang kurang harmonis antara India-Pakistan.
"Hal penting yang harus kita ingat, bahwa kita selayaknya tidak melihat serangan keji ini dalam konteks hubungan India-Pakistan. Kita harus melihatnya dalam konteks terorisme internasional. Banya teroris diam-diam mendapatkan pelatihan di seluruh penjuru dunia."
"Mereka aktor-aktor yang bukan mengatasnamakan negara. Saya pikir, sekarang bukan saatnya bagi India atau siapa pun di India untuk menuduh Pakistan. Ini saatnya untuk bekerjasama dengan Pakistan. Sebagai dua negara yang demokratis, kita harus saling menguatkan satu dengan yang lain daripada jatuh dalam perangkap teroris yang menginginkan kita saling berperang, agar mereka bertambah kuat, " papar Haqqani.
Ia juga mengatakan, jika India mendirikan pos-pos militer di sepanjang perbatasan Pakistan, Pakistan akan melakukan hal yang sama.
Lebih lanjut Haqqani mengungkapkan, Pakistan dan Afghanistan sudah bertahun-tahun menjadi pusat jihad ketika keduanya bersama-sama melawan agresi Soviet. Masyarakat kedua negara ini di beberapa tempat memiliki akar yang sama dan mereka menyebarkannya kemana-mana.
"Sejumlah upaya perang melawan teror tidak berhasil. Diktator di negeri kami, Jenderal Pervez Musharraf tidak melakukan hal yang benar dalam memberantas para teroris. Tapi pemerintahan Pakistan beserta jajaran intelejennya sekarang melakukan persiapan yang lebih baik untuk menumpas teroris," tukas Haqqani.
"Pakistan menjadi korban terorisme, India juga. Kedua korban harus bersatu, lupakanlah sejarah pahit kita," himbaunya. (ln/abcNews).