Di Indonesia kelihatannya hampir semua keluarga ingin memiliki anak yang kelak menjadi profesor. Seakan orangtua ingin menuangkan segala hal kepada anak-anak…
Idenya (bagi kami) adalah Anda harus mengajarkan kepada anak Anda bagaimana cara belajar. Ini lebih penting daripada sekadar memberikan data mentah. Mereka harus memiliki perangkat (tools) untuk menemukan informasi dan memilih informasi, serta memiliki kemampuan untuk memperkaya informasi. Karena kita tidak tahu bagaimana perkembangan profesi di tahun 2050, misalnya. Kita mungkin masih membutuhkan dokter, pengacara. Ini tentu masih. Tetapi perubahan terjadi sangat cepat.
Saya kira, perangkat paling baik untuk anak-anak adalah kemampuan mendapatkan informasi, kemampuan untuk belajar bagaimana harus belajar. Ini disebut pendidikan yang didasarkan pada fenomena (phenomenon-based teaching). Idenya adalah, tidak hanya memiliki subjek tradisional, tetapi juga memberi kesempatan kepada anak-anak untuk memahami fenomena. Lalu anak-anak akan menggunakan perangkat ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk mendapatkan informasi dan memahami fenomena.
Orang bertanya mengapa Finlandia dikenal memiliki kualitas pendidikan yang baik. Kalau dikristalkan, ada satu kata yang dapat digunakan untuk mewakili keseluruhan sistem pendidikan di Finlandia. Kata itu adalah: kepercayaan.
Pemerintah menyusun kurikulum secara umum. Tetapi sistem pendidikan juga memberikan kesempatan dan kebebasan kepada kepala sekolah, institusi sekolah, dan guru-guru, untuk mengembangkan cara mereka mencapai tujuan pendidikan.
Inti dari sistem pendidikan ini adalah guru-guru yang profesional dan motivatif, mereka dipercaya (untuk menjalankan sistem pendidikan) dan mereka dapat dipercaya. Mereka dapat membimbing siswa dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan ini. Sistem pendidikan kami memberikan ruang kepada guru untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengajar.