Ulah Dubes AS David Hale di Amman yang mengundang kepala-kepala suku Yordania menuai protes. Pasalnya, dalam pertemuan itu Dubes AS itu memprovokasi kepala-kepala suku untuk memusuhi gerakan Islam.
Menurut Muroqib Aaam Ikhwan Muslimin Yordania Salim Al-Falahat, pertemuan itu merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan negara dan jauh dari kelaziman diplomatik. Karena itu, orang nomor satu Gerakan Ikhwan di Yordania itu meminta agar pemerintah segera menyelidiki kasus ini.
Dalam keterangannya seperti dikutip al-Jazeera, Al-Falahat menjelaskan bahwa Dubes AS itu telah merusak masyarakat Yordania dan menabrak kelaziman diplomatik. “Ini intervensi langsung dan nyata dari Dubes AS terhadap kedaulatan Yordania dan pelanggaran secara terang-terangan, ” tambah dia.
Seperti diberitakan Harian Yordania Ad-Diyyaar, Ahad (25/2), dalam pertemuan itu Dubes AS meminta para kepala suku agar tak berkoalisi dengan kaum aktifis Islam dalam pemilu tingkat distrik dan pemilu parlemen mendatang, yang ditandai oleh gelombang aroma Syiah.
Al-Falahat menilai tindakan Dubes itu sebagai penyusupan yang tak dapat diterima oleh kedaulatan Yordania. Selain itu, sambung dia, tindakan itu juga sebagai penghinaan terhadap para kepala suku yang tidak menerima provokasi yang akan merugikan tanah air mereka.
Sementara juru bicara Kedutaan AS di Amman menolak perihal pertemuan itu. Dikatakannya, pertemuan seperti yang diberitakan media itu sama sekali tidak ada, dan kedutaan sangat terkejut atas pemberitaan itu. Saat ini kedutaan tak akan mengajukan tuntutan hukum apapun atas surat kabar Ad-Diyyaar.
Bantahan itu diragukan kolumnis Yasir Az-Zaatirah. Menurut dia, tuduhan Kedutaan yang menyebut media mengarang-ngarang pernyataan seorang dubes, sangat sulit diterima, terlebih ini berkaitan dengan kedutaan besar AS.
Pemerintah Yordania bersikap menyayangkan ramaianya polemik terkait pertemuan itu. Lewat juru bicaranya Nashir Jaudah, Pemerintah menafikan informasi apapun terkait pertemuan itu seperti diberitakan sejumlah media.(ilyas/aljzr)