AS tidak menyebut penggulingan oleh militer atas Presiden terpilih pertama negara itu sebagai kudeta , tetapi mereka membutuhkan waktu untuk menganalisa apa yang telah terjadi di sana, kata Gedung Putih, Senin.
Dalam menanggapi pertanyaan tentang apakah yang terjadi di Mesir harus diberi label sebagai kudeta, juru bicara Jay Carney mengatakan bahwa “Ini adalah masalah yang kompleks dan sulit dengan konsekuensi yang signifikan.”
“Presiden (Barack) Obama jelas prihatin yang mendalam tentang keputusan yang dibuat oleh angkatan bersenjata Mesir untuk menyingkirkan Presiden (Mohamed) Morsi dari kekuasaan dan untuk membatalkan konstitusi,” kata Carney pada konferensi pers .
“Hal ini juga penting untuk mengakui bahwa puluhan juta orang Mesir memiliki keluhan yang sah dengan bentuk demokratis terhadap Presiden Morsi tentang cara pemerintahannya dan mereka juga tidak percaya bahwa yang mereka lakukan itu adalah kudeta,” tambahnya. “Memang, mereka menuntut pemerintah baru.”
Militer menggulingkan Mursi pada hari Rabu lalu dengan alasan ia telah gagal untuk menenangkan demonstrasi yang telah mengguncang negara itu selama berhari-hari, langkah penggulingan itu oleh Mursi disebut sebagai “kudeta militer total.”
Obama dan pejabat pemerintahan senior lainnya tidak menyebut penggulingan Mursi sebagai kudeta, tapi presiden hanya memerintahkan peninjauan kembali bantuan AS kepada militer Mesir.
“Saya akan mengatakan bahwa kita akan memerlukan waktu untuk meninjau apa yang telah terjadi dan untuk memantau upaya-upaya otoritas Mesir untuk proses keterbukaan dan demokratisasi ke depannya,” kata Carney.
“Tidak ada kepentingan kita untuk bergerak cepat dalam bertindak dalam masalah tersebut , karena kita perlu berhati-hati dari tujuan kami, kami hanya membantu rakyat Mesir dalam masa transisi menuju demokrasi,” tambahnya.
Obama telah meminta tentara Mesir bergerak “cepat dan bertanggung jawab” untuk kembali kepada “otoritas penuh” pemerintahan sipil yang akan terpilih. (Xinhua/Dz)