Dua anggota pasukan AS yang hilang di Irak ditemukan sudah menjadi mayat. Pada saat yang sama, pasukan AS melakukan serangan ke Baquba, sebelah barat laut Baghdad, menewaskan 13 warga sipil, termasuk seorang anak kecil.
Jenderal Abdul Aziz Muhammad dari kementerian pertahanan Irak mengungkapkan, dua tentara AS yang dikabarkan hilang sejak hari Jumat malam pekan kemarin, ditemukan sudah menjadi mayat di wilayah Yusifiah, Selasa (20/6). Dari kondisinya, kedua tentara AS itu diduga mengalami penyiksaan sebelum dibunuh.
Kedua tentara AS itu dilaporkan hilang pada hari Jumat malam setelah tim mereka diserang di wilayah Yusifiyah, di tepi sungai Eufrat. Dalam peristiwa itu, seorang tentara AS tewas. Militer AS langsung menurunkan sekitar 8.000 tentara darat, udara dan laut untuk mencari dua tentaranya; Kristian Menchaca,23 dan Thomas L. Tucker,25.
Kelompok Dewan Shura Mujahidin yang terdiri dari lima kelompok pimpinan Al-Qaidah di Irak mengklaim telah mengeksekusi dua tentara AS tersebut. "Dua tentara perang Salib yang ditawan telah dieksekusi dengan menggorok tenggorokan mereka," demikian bunyi pernyataan kelompok itu yang dimuat di situs internet.
Nama Abu Hamza al-Mujahir, pengganti Abu Musab Az-Zarqawi, disebut-sebut orang yang melakukan eksekusi itu.
Islam memberikan perhatian yang besar terkait hak-hak tahanan dan tawanan perang. Islam melarang para tawanan perang dibiarkan kelaparan, disiksa, atau mayatnya dimutilasi.
Bersamaan dengan ditemukannya mayat dua tentara AS yang hilang, pasukan AS melakukan serangan ke Baquba. Polisi Irak dan sejumlah saksi mata mengungkapkan, tentara-tentara AS itu membunuh 13 warga sipil, termasuk seorang anak kecil. Para korban adalah pekerja di sebuah peternakan unggas di desa Bushaheen, wilayah Al-Salam. Ketika serangan terjadi, menurut saksi mata, para korban sedang tidur-tiduran.
Hussam Shamel mengatakan, ia, ayah dan tiga saudara laki-lakinya sedang tiduran di tempat terbuka dengan beberapa pekerja lainnya, karena udara hari itu sangat panas. "Saya sembunyi dan melihat mereka menembak saudara saya Wissam yang mencoba berlari menyelamatkan diri," kata Shamel seperti dikutip AFP.
Saudara Shamel yang lain, Hisham juga terbunuh. Sementara ayah dan seorang saudara laki-lakinya yang lain sampai hari ini tidak ditemukan.
Menurut Shamel dan para saksi mata, tidak seorangpun di lokasi kejadian yang membalas tembakan tentara AS. Sisa-sisa ceceran darah dan sobekan baju-baju korban masih terlihat di tempat kejadian. Pernyataan para saksi mata itu dibenarkan oleh Hadi Al-Azzawi dari organisasi ham di Baquba.
Sementara itu, pihak militer AS dalam pernyataannya mengatakan sudah membunuh 15 ‘teroris’ dan menahan tiga tersangka dalam sejumlah serangan simultan yang dilakukan di utara Baquba. (ln/aljz/iol)