Kematian raja pop dunia Michael Jackson (MJ) berbuntut pada status tiga anak yang ditinggalkannya. Para pakar keluarga di AS kini sedang ramai memperdebatkan soal siapa yang lebih berhak mengasuh anak-anak MJ, Prince Michael I, 12 dan Paris Michael Katherine,11 yang dikabarkan dari hasil perkawinan MJ dengan Debbie Rowe, seorang perempuan Yahudi.
Sebagian pakar mengatakan setelah kematian Jacko, maka hak asuh kedua anak Jacko itu harus dikembali pada ibunya, dengan alasan seorang anak yang lahir dari ibu Yahudi, maka anak tersebut dianggap sebagai orang Yahudi.
Jacko bertemu Rowe, ketika Rowe masih bekerja sebagai perawat dokter ahli kulit Jacko. Keduanya menikah pada tahun 1996, ketika Rowe sedang hamil enam bulan. Perkawinan itu hanya bertahan selama 3 tahun karena pada tahun 1999 mereka bercerai.
Rowe dan Jacko sempat bertikai soal hak pengasuhan anak menyusul perceraian mereka. Rowe akhirnya menandatangani kontrak untuk melepaskan hak asuhnya. Tapi pada tahun 2006, Rowe kembali menggugat hak asuh atas kedua anaknya dengan alasan, Jacko bukan ayah biologis dari kedua anak tersebut dan Rowe mengaku khawatir kedua anaknya akan dibesarkan dengan ajaran Nation of Islam, sebuah organisasi Muslim yang dipimpin oleh Louis Farrakhan.
Rowe mengatakan, kekhawatirannya didasarkan pada fakta bahwa Jacko mempercayakan keamanan dirinya pada ormas Nation of Islam dan saudara lelaki Jacko, Jermaine Jackson yang sudah menjadi seorang Muslim. Selain itu, kata Rowe, Jackson mempekerjakan seorang pengasuh anak asal Rwanda, anggota Nation of Islam, sebagai pengasuh ketiga anak Jackson. Anak ketiga Jackson bernama Prince Michael II yang dikabarkan hasil bayi tabung dari seorang perempuan yang dirahasikan jati dirinya. Pihak pengadilan ketika itu memenangkan gugatan Rowe, meski akhirnya penyelesaiannya kasus rebutan hak asuh ini dilakukan di luar proses pengadilan.
Sekarang, setelah raja musik pop itu tiada, pro kontra kembali muncul soal status hak asuh kedua anak Jacko. Profesor hukum dari UCLA, Grace Ganz Blumberg mengatakan Jacko "telah membeli" anaknya dari ibu kandungnya.
"Jackson ingin menjadi orang tua yang eksklusif dengan membayar Rowe agar menyerahkan hak asuh anaknya pada Jacko. Tapi anak-anak butuh sokongan. Setiap orang akan mati dan apa yang terjadi sekarang, Jacko telah menjadikan anak-anaknya tanpa orang tua," kata Blumberg.
Otoritas hukum yang berwenang juga mengatakan bahwa Rowe bisa mendapatkan hak asuh anaknya kembali, meski Jacko misalnya, sudah membuat surat wasiat tentang hak asuh anak-anaknya. Sementara kuasa hukum Rowe, Iris Finsilver mengatakan, Rowe akan berupaya untuk mendapatkan kembali hak asuh anaknya setelah Jacko meninggal. Namun kuasa hukum Rowe tidak menjelaskan apakah niat Rowe itu ada hubungannya dengan kegundahan Rowe yang tidak mau anaknya berada di bawah pengasuhan Nation of Islam seperti gugatannya terdahulu, karena Rowe adalah seorang Yahudi. Pasalnya, Finsilver lah yang pertama kali memberikan konfirmasi bahwa Rowe adalah seorang Yahudi.
Tapi keyahudian Rowe mengusik Rabbi Shmuley Boteach, yang juga teman dekat Michael Jackson. Boteach justeru mengungkapkan keheranannya ketika pertama kali mendengar berita bahwa Rowe orang Yahudi.
"Luar biasa, Michael Jackson saja selama ini tidak pernah cerita ke saya bahwa Prince dan Paris adalah Yahudi, kecuali jika Jacko memang tidak tahu bahwa ibu mereka Yahudi," ujar Boteach sinis.
"Bisa Jadi Jacko memang tidak tahu kalau Debbie Rowe Yahudi. Saya juga tidak tahu apakah Rowe menaati ajaran-ajaran Yahudi, yang menjadi bukti bagi dirinya bahwa ia seorang Yahudi. Tapi jika anak-anak itu memang Yahudi, maka mereka harus dididik dengan cara Yahudi," tukas Boteach. (ln/JP)