Kongres Amerika Serikat Menyetujui Kenaikan Pagu Utang

Kongres Amerika Serikat melalui pemungutan suara menyetujui rancangan undang-undang yang akan menaikkan pagu utang yang diajukan oleh Gedung Putih. Pemungutan suara dengan 268 yang menyetujui dan 161 yang menolak. Selanjutnya, sebelum dikirim ke Gedung Putih, yang akan ditandatangani Presiden Barack Obama, masih akan dimintakan persetujuan akhir dari Senat.

Senat AS kini akan memberikan suara pada Selasa pukul 12:00 EDT (16:00 GMT), kata Senator Demokrat Harry Reid, Senin. Setidaknya masih memerlukan 60 suara untuk mencapai 100-kursi, tambah Reid. Jika Senat menyetujui paket yang diajukan Gedung Putih itu, maka Presiden Barack Obama akan menandatangani menjadi undang-undang.

Departemen Keuangan mengatakan sudah tidak mungkin lagi akan dapat meminjam dana untuk membayar semua kewajiban negara, yang sekarang ini Amerika Serikat telah terlilit utang, sebesar $ 14,3 triliun dollar.

Sebagai kompromi antara Gedung Putih dan Republik, disepakati akan dilakukan pemotongan defisit anggaran, yang tercantum dalam RUU itu sebesar $ 2.4 triliun selama 10 tahun ke depan.

Pasar uang global bingung menghadapi ketidakpastian yang terjadi di Amerika Serikat, dan apakah rencana itu bisa disetujui DPR dalam menghadapi keberatan dari Partai Republik dan Demokrat liberal.

Setelah dicapai kesepakatan untuk meningkatkan $ 14,3 triliun dengan membatasi pinjaman pemerintah AS, yang akan menghapus resiko AS, gagal bayar (default) atas semua tagihan.

Sementara itu, sebuah lembaga standar utang akan menilai terhadap Amerika Serikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia akan mengirim pesan melalui sistem ekonomi internasional. Apakah Amerika Serikat masih layak dipertahankan sebagai negara yang masuk kategori liquid (AAA), atau diturunkan.

Pada jam-jam menjelang pemungutan suara DPR, para pemimpin Republik dan Demokrat bekerja mati-matian untuk melakukan sejumlah komromi bersama dengan Presiden Barack Obama dalam upaya untuk mengakhiri kebuntuan yang telah merongrong keyakinan masyarakt dunia atas lembaga-lembaga politik, yang dapat merusak citra Amerika di luar negeri.

Namun kekhawatiran tetap membayangi bahwa AS, masih sangat mungkin terkena penurunan peringkat kredit gagal, yang akan meningkatkan biaya pinjaman AS, dan akan mengancam pemulihan ekonomi yang rapuh dan akibat tergantung oleh investor global.

Pemimpin minoritas Kongres Nancy Pelosi, seorang Demokrat, tetap tanpa komitmen pada kesepakatan. "Saya berharap untuk meninjau undang-undang dengan kaukus untuk melihat apa tingkat dukungan dapat kami berikan," katanya.

Kalangan Republik bersikeras dilakukannya pemotongan pengeluaran yang tajam sebelum mereka akan mempertimbangkan menaikkan batas $ 14.3tn pada pinjaman AS. Dengan pemotongan anggaran yang signifikan, maka akan membuat pemerintahan Obama menjadi lumpuh.

Namun, kesepakatan sementara antara Gedung Putih dan Republik, tidak berarti Amerika Serikat bebas dari kemungkinan gagal bayar (default) Ini masih jauh dari kepastian, apakah rencana berjalan cukup efektif untuk mengurangi defisit, dan standar peringkat kredit S & P, yang telah mengancam untuk menurunkan Amerika dari rating AAA. Ini berarti Amerika Serikat dinyatakan sebagai negara bangkrut. (mh/tm)