Universitas Nottingham diam-diam mengerahkan staf keamanannya untuk memata-matai para mahasiswanya, terutama mahasiswa muslim dengan dalih menangkal terorisme dan ekstrimisme di kampus itu. Pengawasan juga dilakukan dengan cara memfilmkan kegiatan para mahasiswanya di kampus.
Hal itu terungkap dalam lebih dari 200 dokumen rahasia Universitas Nottingham–termasuk dokumen dari Unit Khusus Komando Antiterorisme kepolisian Metropolitan London dan dari kantor kejaksaan–yang secara detil membeberkan teknik-teknik yang digunakan untuk memata-matai mahasiswa di universitas tersebut.
Ratusan dokumen itu dipublikasikan oleh situs Unileaks pada Sabtu (11/6), menyusul pengumuman strategi "Prevent" oleh kementerian dalam negeri Inggris pekan kemarin. "Prevent" adalah strategi baru antiteror yang akan dijalankan pemerintah Inggris dengan target menangkal radikalisasi di kampus-kampus.
Terungkapnya dokumen itu menguatkan dugaan bahwa pihak kampus terlibat dalam penangkapan dua mahasiswanya karena dicurigai terlibat dalam kegiatan terorisme. Pada tahun 2008, petugas anti-teror menangkap dua mahasiswa Universitas Nottingham; Rizwaan Sabir dan Hicham Yezza yang juga bekerja sebagai staf di universitas tersebut.
Sabir ditangkap hanya karena mengunduh materi berisi informasi tentang pelatihan di Al-Qaidah untuk bahan disertasinya. Ia meminta bantuan Yezza untuk membuat draft proposal gelar PhD-nya, karena posisi Yezza sebagai editor di majalah politik Ceasefire.
Pihak universitas mencurigai Sabir dan Yezza dan menghubungi polisi, meski materi-materi yang diunduh Sabir adalah materi yang bersifat umum dan bisa didapat dari mana saja, bahkan dari perpustakaan kampus. Tapi polisi tetap menangkap kedua muslim itu, dan dibebaskan enam hari kemudian tanpa tuduhan apapun. Kasus penangkapan ini dicatat dalam dalam dokumen bertajuk "Rencana Teroris Islamis di Inggris: Mengungkap Jaringan Global."
Penangkapan Sabir dan Yezza menuai kecaman banyak pihak terhadap Universitas Nottingham. Bulan Mei kemarin, Dr Rod Thornton–salah seorang dosen di universitas itu–dipecat karena menulis artikel yang isinya mengecam perlakuan pihak universitas terhadap Sabir dan Yezza.
Dari dokumen yang dipublikasikan oleh Unileaks sabtu kemarin, juga terungkap bahwa Universitas Nottingham memantau kegiatan kampus yang bekaitan dengan masalah Timur Tengah, seperti acara seminar dan dialog tentang Palestina dan isu-isu Timur Tengah lainnya. (kw/guardian)