Laporan Intercept juga menyatakan pemerintah Saudi ingin menggulingkan rezim Presiden Basyar al-Assad dan Salman adalah salah satu orang yang bisa melaksanakan misi tersebut karena dia merupakan pejabat penting yang bertanggung jawab mengatur perang di Suriah.
Selain itu, dalam dokumen itu juga dikatakan intelijen Amerika Serikat tahu tentang serangan tersebut beberapa hari sebelum diluncurkan.
Meski tidak diketahui siapa yang menerima senjata tersebut dari orang Saudi, namun video serangan yang diunggah oleh oposisi menunjukkan kelompok berbeda yang mengidentifikasi mereka sebagai faksi yang berbeda dari tentara oposisi Pembebasan Suriah (FSA).
Komandan pemberontak yang diidentifikasi sebagai anggota FSA juga dilaporkan terlihat di kamera dan mengatakan serangan tersebut dilakukan sebagai penanda peringatan tahun kedua revolusi Suriah, serupa dengan hal yang dikatakan pangeran Saudi. (kl/mdk)