Dokter Mesir yang kembali dari misi kemanusiaan di Suriah mengatakan jumlah korban yang dilaporkan oleh media sebenarnya lebih sedikit dari apa yang sebenarnya terjadi di lapangan.
Para dokter, bagian dari konvoi medis pertama dari Komite Darurat dan Bantuan Sindikat Dokter Mesir, mengadakan konferensi pers pada hari Minggu lalu untuk mengumumkan hasil perjalanan mereka yang berlangsung selama satu minggu selama hari-hari terakhir bulan Ramadhan dan libur lebaran.
Para dokter menolak menyebutkan di mana mereka ditempatkan untuk alasan keamanan, namun mengatakan dalam satu minggu mereka berhasil membantu 200 orang, termasuk anak-anak dan melakukan operasi pada 70 korban lainnya.
Konvoi, yang terdiri dari lima ahli bedah khusus dalam sistem vaskular, mengungkapkan beberapa informasi yang mengganggu mengenai kekurangan pasokan dan personil dokter dan menegaskan bahwa rezim Suriah telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk semua dokter di negara tersebut.
Para dokter mengatakan bahwa tidak ada rumah sakit yang masih berdiri. Semua fasilitas medis telah berubah menjadi rumah sakit darurat tersembunyi pada saat kekerasan terus berlanjut.
Kunjungan para dokter berlangsung dari 16 sampai 29 Agustus lalu.
Para dokter melaporkan bahwa selama satu hari sebuah rumah sakit utama di kota utama dibombardir 10 kali.
“Kami menyerukan kepada semua dokter dari semua negara untuk melakukan perjalanan ke Suriah dan membantu menyelamatkan rakyatnya,” kata dokter ahli bedah Amr Abd al-Baqi kepada wartawan.(fq/bikyamasr)