Eramuslim.com ā Beberapa tahun lalu, nama Dr. Shakil Afridi, dokter asal Pakistan, menjadi buah bibir dan dipuji-puji media Barat. Afridi disebut-sebut sebagai pahlawan oleh Amerika Serikat untuk perannya dalam serangan pasukan khusus Tim SEAL 6, pada Mei 2011 yang membunuh pemimpin Al-Qaidah tersebut. Itu dulu.
Sekarang, Dr Afridi hidup dalam penjara di Peshawar atas tuduhan berkolaborasi dengan intelijen asing. Dan CIA yang dulu dibantunya sekarang sama sekali tidak perduli.
Saat ini, istri dan anak-anak dari Dr Shakil Afridi yang tengah berada di dalam persembunyian sedang berusaha mencari informasi agar bisa keluar dari Pakistan. Demikian Fox News (1/2).
Dalam sebuah laporan berdasarkan wawancara dengan teman-teman dan kerabat dari Dr Afridi, saluran berita AS itu mengklaim bahwa istri dan anak-anaknya, “Dalam kondisi ketakutan yang sangat dan harus dievakuasi dari Pakistan segera.”
Kabarnya, anak dan isteri dokter tersebut tengah bersembuni di Punjab. Mereka demikian cemas dengan keselamatan mereka karena Taliban dan kelompok jihad lainnya telah bersumpah untuk membalaskan pembunuhan Bin Laden, demikian laporan itu.
“Saya minta maaf untuk mengatakan bahwa pemerintah AS tidak melakukan apa-apa baginya,” Qamar Nadeem Afridi, pengacara dan juga sepupu dokter tersebut, mengatakan kepada Fox News.
Baik Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS telah secara terbuka mendesak Pakistan untuk membebaskan Dr Afridi, namun hanya itu. Pengacara Dr Afridi mengatakan bahwa pemerintah AS hanya menghimbau dan tidak lebih dari itu.
Habis manis sepah dibuang
Habis manis sepah dibuang, itulah yang didapat Dr. Shakil Afridi setelah menjadi antek AS untuk perannya dalam pembunuhan pemimpin tertinggi Al-Qaidah, Syaikh Usamah Bin Ladin. Setelah bersusah payah menjual agamanya dengan harga yang murah demi membunuh seorang pemimpin jihad yang ditakuti AS, Shakil Afridi kini harus mendekam di penjara Pakistan karena berkolaborasi dengan badan mata-mata asing.
Parahnya lagi, sebagaimana yang dikatakan oleh pengacaranya, Amerika Serikat yang telah dibantunya sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk pembebasan dirinya, termasuk juga kepada istri dan anak-anaknya yang kini terancam nyawanya oleh mujahidin yang ingin membalaskan kematian orang yang paling mereka hormati tersebut.
Semoga saja para “Afridi-Afridi” lain dimanapun mereka berada dan dengan siapapun mereka berkolaborasi, sadar bahwa tidak ada gunanya membantu pihak manapun untuk memerangi mujahidin, karena bila tidak rugi di dunia pasti dia akan mendapatkan azab pedih dari Allah di akhirat nanti. (rz)