Bagi umat beragama, berdoa sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, apalagi sebelum bertanding olahraga, adalah hal yang wajar dilakukan. Tapi tidak bagi sebagian masyarakat AS yang justru menentang dan mengecam aktivitas tersebut.
Adalah organisasi Americans United for Separation of Church and State yang memicu perdebatan itu, ketika seorang pelatih sepakbola Amerika di sebuah sekolah di AS mengajak timnya untuk berdoa bersama sebelum pertandingan. Organisasi itu menganggap berdoa bersama sebagai tindakan yang sudah melampaui batas keagamaan di sekolah-sekolah.
Direktur Eksekutif organisasi tersebut, Barry Linn seperti dikutip Washington Post mempertanyakan apa hubungan antara sikap relijius para pelatih dengan timnya, sehingga harus mengajak timnya berdoa sebelum pertandingan.
Pengadilan AS sedang mempertimbangkan, apakah Marcus Borden, pelatih sepakbola dari Sekolah Menengah East Brunswick di New Jersey itu sudah melanggar konstitusi karena dianggap telah mengajarkan agama di sekolah itu.
Pihak sekolah menyatakan, para siswanya punya hak untuk berdoa yang dilindungi oleh konstitusi. Tapi, seorang pelatih, sebagai pelayan publik, tidak bisa melakukan hal itu.
Sementara Borden yang sudah melatih sepakbola sekolah East Brunswick selama 23 tahun, mengatakan bahwa ajakannya untuk berdoa sebelum bertanding untuk menunjukkan bahwa ia memberikan dukungan penuh pada anak-anak didiknya.
Kasus ini sebenarnya sudah mencuat sejak 10 tahun lalu, di mana pihak sekolah sudah meminta Borden agar tidak lagi mengundang seorang agamawan untuk memimpin doa sebelum pertandingan. Setelah itu, Borden memimpin sendiri acara doa bersama sebelum pertandingan. Pihak sekolah kembali mengeluarkan peringatan indisipliner pada Borden, namun Borden malah menggugat balik manajemen sekolah.
Kasus Borden sebenarnya bukan kasus yang luar biasa bagi lingkungan keolahragaan di sekolah-sekolah di AS. Bahkan Direktur Eksekutif American Football Coaches Association Grant Teaff mengatakan bahwa apa yang dilakukan Borden adalah hal yang wajar.
"Ini mirip dengan, kerika para prajurit akan pergi ke medan pertempuran, " ujarnya.
Teaff memperkirakan, setengah dari pelatih sepakbola Amerika di sekolah-sekolah menengah di AS, berdoa bersama atau memimpin doa sebelum bertanding, untuk kemenangan timnya. Dan sampai saat ini, belum ada aturan baku yang mengatur masalah itu.
Sementara kasus Borden terus bergulir, pelatih lainnya menyatakan bahwa mereka akan tetap melakukan doa bersama timnya sebelum bertanding.
"Sepakbola adalah permainan yang kasar. Ketika Anda berdoa, Anda berdoa agar tak seorang pun ada yang terluka di kedua tim. Anda berdoa agar Tuhan selalu melindungi tim yang sedang bertanding, " kata Warren Wolf, pelatih di sekolah menengah Brick Township di New Jersey.
"Jika berdoa bersama sebelum bertanding dianggap salah, saya tidak mengerti, apa alasannya, " tukas Wolf. (ln/iol)