Dewan Keamanan PBB memberikan batas waktu 30 hari bagi Iran untuk menghentikan kegiatan pengayaan uraniumnya. Namun PBB tidak memberikan penjelasan langkah apa yang akan diambilnya jika Iran tidak mematuhi ultimatum Dewan Keamanan PBB itu.
Setelah tiga minggu bernegosiasi, lima anggota tetap DK PBB yaitu AS, Inggris, Rusia, Cina dan Perancis memutuskan untuk mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta Direktur Jenderal IAEA Muhammad ElBaradei untuk menyampaikan pada Iran agar memenuhi tuntutan mereka dalam tempo 30 hari itu. Beberapa saat setelah ultimatum itu keluar, 15 negara anggota dewan langsung menggelar pertemuan pada Rabu (29/3).
Duta Besar AS untuk PBB, John Bolton mengatakan, ultimatum itu merupakan sinyal tegas bagi Tehran bahwa DK PBB yang diamanahkan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional, saat ini mulai serius menangani masalah ini.
"DK PBB mengirimkan pesan yang tidak akan salah pada Iran bahwa usahanya untuk membantah fakta yang nyata tentang apa yang sedang dilakukannya tidaklah cukup," kata Bolton.
Pihak Barat menolak untuk mengesampingkan sangsi bagi Iran jika negara itu tidak memenuhi tuntutan Barat. Para pejabat AS mengatakan, tindakan militer merupakan sebuah opsi.
Ultimatum yang dikeluarkan lima anggota tetap PBB kemarin menimbulkan konsesi yang cukup signifikan bagi Rusia dan Cina. Kedua negara ini khawatir ultimatum itu nantinya bisa digunakan untuk menekan agar dijatuhkan sangsi pada Iran, jika Iran tetap bersikap menentang.
Meski ultimatum itu tidak bersikap mengikat, namun Menlu AS Condoleezza Rice menyatakan bahwa keluarnya ultimatum itu menunjukkan bahwa dunia internasional bersatu atas kepedulian mereka terhadap program nuklir Iran, yang oleh AS disebut sebagai upaya terselubung untuk membuat bom atom.
Pada Kamis (30/3) lima negara anggota tetap DK PBB ditambah negara Jerman, mengadakan pertemuan di Berlin untuk menyusun strategi menghadapi Iran.
Dubes AS untuk PBB John Bolton mengkritik Rusia dan China yang menghapus pernyataan terkait dengan sangsi terhadap Iran jika Iran tidak mematuhi ultimatum DK PBB. "Kami menerima jika mereka tidak mau mengutip piagam PBB, karena pesannya sangat jelas bahwa program nuklir Iran sama sekali tidak bisa diterima," katanya.
Ia menambahkan, ultimatum itu ‘mungkin tidak akan memenangkan penghargaan apapun di surga olahraga tenis, bola nya kembali pada negara Iran.’ (ln/aljz)