Dewan Keamanan (DK) PBB menyetujui sebuah resolusi zona larangan terbang di atas Libya, dan "semua langkah yang diperlukan" untuk melaksanakan keputusan itu, termasuk penggunaan kekuatan militer, yang bertujuan warga sipil.
10 dari dari 15 anggota dewan memberikan suara mendukung resolusi, sedangkan Rusia, Cina, Jerman, India dan Brasil abstain.
Tidak ada suara yang menolak terhadap resolusi yang disponsori oleh Perancis, Inggris, Lebanon dan Amerika Serikat.
Di Benghazi, kota utama yang menjadi pusat oposisi, banyak rakyat yang menonton pemungutan suara di DK PBB melalui TV, dan tak lama sesuddah usai keputusan itu, yang mendukung zona larangan terbang, perayaan meledak dengan menembakkan kembang api yang berwarna merah dan hijau ke udara, seperti yang disiarkan langsung oleh TV Satelit Aljazeera.
Resolusi itu memenuhi keinginan kekuatan oposisi pro-demokrasi di Libya meminta diberlakukannya zona larangan terbang untuk mencegah Muammar Gaddafi, menggunakan jet tempur untuk membombardir posisi mereka.
Keputusan resolusi hanya beberapa jam setelah Gaddafi memperingatkan warga Benghazi, terutama kubu oposisi, bahwa pasukannya akan menunjukkan "tidak ada belas kasihan" dengan menggunakan melakukan serangan udara secara massive ke kota itu.
Pemimpin Libya Muammar Gadhafi menyebut para pejuang pro-demokrasi di Benghazi "gangster bersenjata" dan mendesak warga untuk menyerang mereka, dan dia berkata : "Kalian semua keluar dan kami akan membersihkan kota Benghazi", teriak Gadhafi di telivisi nasional Libya. (mh/aljz)