Dewan Keamanan PBB sudah menjadi singa ompong. Dewan ini lagi-lagi gagal membuat resolusi untuk menghentikan kebrutalan Zionis Israel di Jalur Gaza yang diusulkan oleh negara-negara Arab. Biang keroknya, siapa lagi kalau bukan AS dan Inggris yang memveto usulan resolusi itu.
AS dan Inggris tidak setuju dengan draft resolusi yang hanya menyebut serangan-serangan Israel ke Gaza tanpa menyebut tembakan roket-roket pejuang Palestina ke wilayah Israel. Mereka meminta draft resolusi diamandemen.
AS dan Inggris mungkin sudah lupa sejarah bahwa rezim Zionis adalah penjajah di Palestina dan hal yang wajar jika para pejuang Hamas menembakkan roketnya untuk melawan penjajah yang telah merampas dan membantai rakyat Palestina.
Israel sendiri menolak seruan dunia internasional untuk menghentikan serangannya dan kembali ke meja perundingan. Israel tetap menyatakan akan perang habis-habisan untuk menghancurkan Hamas meski harus membantai warga sipil Palestina.
Menlu Israel Tzipi Livni bahkan tutup mata atas kehancuran dan krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan pasukan Israel. Dalam kunjungan ke Paris Kamis kemarin, Livni mengatakan "Tidak ada krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, oleh sebab itu tidak perlu ada negosiasi kemanusiaan."
Sementara itu, Komisaris badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) di Gaza, Karen Abu Zayed mengungkapkan keprihatinannya melihat situasi di Gaza. "Situasi kritis warga Gaza tidak pernah seakut ini. Saya sangat sedih melihat penderitaan di sekeliling saya," ujar Karen. UNRWA sudah meminta bantuan darurat sebesar 34 juta dollar untuk membantu masyarakat Gaza.
Asistan deputi kementerian kesehatan di Gaza Hassan Khalaf mengatakan apa yang terjadi di Gaza bukan perang tapi pembantaian. "Apa yang telah dilakukan Israel terhadap kami tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Komunitas internasional tetap tak mampu membantu kami sementara mereka bisa membantu Israel selama puluhan tahun," kecam Khalaf.
Aksi-aksi massa masyarakat dunia memprotes serangan Israel ke Jalur Gaza semakin meluas. Mulai dari kota London, Amsterdam, Roma, Wina, Puerto Rico sampai Caracas. Aksi-aksi massa ini dipekirakan akan terus berlanjut sepanjang Israel masih membombadir dan membantai rakyat Gaza.
Hari ini, Jumat (2/1) masyarakat dunia secara serempak juga akan kembali menggelar aksi massa besar-besaran mengecam kekejaman Israel. Mereka geram dengan ketidakberdayaan Dewan Keamanan melawan veto AS dan Inggris. (ln/aljz/aby)