Lembaga sosial Muslim di AS, Holy Land Foundation for Relief and Development hari ini menjalani persidangan pertama di Texas. Pemerintah AS menyeret yayasan ini beserta lima pejabat seniornya ke meja hijau dengan tuduhan telah memberikan bantuan pada teroris, melakukan konspirasi dan pencucian uang.
AS mengklaim sudah melakukan penyelidikan selama hampir 10 tahun, sampai akhirnya menyimpulkan bahwa yayasan tersebut mendukung terorisme. Namun persidangan itu menuai kritik dan dicurigai sarat muatan politik.
Kelima pejabat senior Holy Land Foundation, yang merupakan lembaga sosial Muslim terbesar di AS, dituduh telah menyalurkan uang sebesar 36 juta dollar pada individu dan kelompok yang punya hubungan dengan Hamas. Yayasan itu juga dituduh mengirimkan dana sebesar 12, 4 juta dollar setelah AS menetapkan Hamas sebagai kelompok teroris.
Hari selasa kemarin, jaksa penuntut membatalkan enam dari 42 nama yang dicurigai terlibat dalam transaksi keuangan itu. Dalam tuntutannya, jaksa mencantumkan sekitar 300 nama warga Muslim dan kelompok yang dicurigai berkonspirasi, mulai dari para pendiri Hamas dan mereka yang memberikan sumbangan pada yayasan Holy Land.
Menurut jaksa penuntut, sejumlah uang dari yayasan tersebut diduga disalurkan pada para pelaku bom bunuh diri untuk menghancurkan Israel.
Semua tuduhan itu dibantah oleh yayasan Holy Land. Pada kuasa hukumnya, mereka menyatakan bahwa mereka hanya bergerak di bidang bantuan kemanusiaan dan tidak pernah memberikan bantuan pada Hamas. Yayasan itu juga sudah melakukan pendekatan pada para pejabat AS untuk mendapatkan informasi bagaimana yayasan itu bisa beroperasi di Timur Tengah tanpa melanggar aturan hukum.
Kuasa hukum Holy Land juga mengatakan, yayasan itu bekerja sama dengan sejumlah lembaga bantuan untuk Timur Tengah bersama lembaga bantuan AS USAID, tapi tidak satupun dari lembaga-lembaga itu yang dimasukkan dalam daftar kelompok yang dicurigai terlibat "terorisme."
Kuasa hukum Shukri Abu Baker-ketua yayasan Holy Land- Nancy Hollander mengatakan, kegiatan Holy Land tidak ada kaitannya dengan masalah politik. Fokus mereka adalah memberikan bantuan pada anak-anak.
Agen federal AS pada bulan Desember 2001-pasca serangan 11 September- melakukan penyerbuan ke kantor yayasan itu dan membekukan aset-asetnya. Tindakan agen federal itu dikritik oleh banyak warga Muslim AS, karena makin memicu prasangku buruk terhadap warga Muslim. (ln/aljz)