Dituding Hina Bunda Theresa, Imam Masjid Pristina Digugat

Shefqet Krasniqi, imam masjid agung di kota Pristina, Kosovo digugat karena dianggap melecehkan Bunda Theresa dan tidak sensitif dengan keyakinan Katolik.

Surat kabar Koha Ditore dalam laporanny menyebutkan, dua orang pengacara, seorang penulis dan seorang warga biasa di Pristina mengajukan gugatan hukum terhadap Imam Krasniqi, atas tuduhan menghina Bunda Theresa dalam ceramahnya tahun 2009 lalu.

Bunda Theresa adalah tokoh dunia yang dikenal karena pengabdiannya membantu orang-orang miskin di India. Kebetulan tokoh kemanusiaan itu seorang biarawati, pendiri lembaga Missionaries of Charity dan menjadi kebangaan umat Kristiani, utamanya penganut Katolik.

Para penggugat menyatakan, Imam Krasniqi dalam ceramahnya mengatakan bahwa Bunda Theresa berada di "neraka yang paling dalam" karena ia bukan seorang muslim, meski perempuan asal Albania banyak melakukan kebajikan bagi umat manusia.

Imam Krasniqi juga dituding telah menghina kehidupan selibat Bunda Theresa sebagai biarawan, dengan mengatakan bahwa meski seorang biarawati "Bunda Theresa bisa mendapatkan semua lelaki yang ia inginkan,"

Menurut para penggugat, Imam Krasniqi telah melukai dan melanggar hukum Kosovo yang melarang penghinaan bernuansa kebencian. Itulah sebabnya mereka mengajukan gugatan. Tapi status kasus ini menjadi tidak jelas karena sistem hukum Kosovo berada dalam kewenangan Misi Uni Eropa untuk Aturan Hukum di Kosovo (EULEX). Keberadaan misi ini dianggap tidak konsisten dalam menerapkan aturan hukum yang diadopsi oleh parlemen Kosovo, termasuk aturan tentang kasus-kasus penghinaan.

Yang menjadi kontroversi di kalangan muslim Kosovo terkait kasus Imam Krasniqi, tiga dari empat penggugat ternyata adalah muslim, yaitu Qerim Ujkani, penulis; Bajram Krasniqi, pengacara (nama ini tidak ada hubungannya dengan Imam Krasniqi. Krasniqi adalah nama keluarga yang umum di Kosovo) dan Adem Nimani, warga Pristina, hanya Zef Prenaj, pengacara yang berlatar belakang Katolik.

Kosovo adalah negara sekuler dan isu-isu Islam seperti masalah jilbab, sering menjadi perdebatan panas di negeri itu. Penulis Qerim Ujkani, salah satu penggugat Imam Krasniqi mengatakan, warga Pristina berada di garis depan untuk membendung apa yang disebutnya "penetrasi Islam". (kw/IE)