Ditekan Zionis, Pemerintah Inggris Tolak Visa Syaikh Yusuf Al-Qaradawi

Pemerintah Inggris menolak permohonan visa ulama bertaraf internasional Syaikh Yusuf al-Qaradawi tanpa alasan yang jelas. Padahal al-Qaradawi yang mengetuai persatuan cendikiawan muslim internasional ini, hanya mengajukan visa untuk keperluan berobat.

Sumber-sumber yang dekat dengan ulama yang kini menetap di Qatar itu mengatakan, pada Rabu pagi mereka menerima fax dari kedutaan besar Inggris di Doha yang memberitahukan bahwa permohonan visa al-Qaradawi untuk keperluan perawatan medis ditolak. al-Qaradawi sudah mengajukan permohonan visa tersebut sejak setahun lalu, tetapi baru menerima jawabannya sekarang.

"Menurut fax tersebut, permohonan visa al-Qaradawi kontradiksi dengan pasal 41 tapi tidak disebutkan secara spesifik apa isi pasal tersebut, " kata sumber-sumber tadi.

Karena kondisi kesehatannya yang terus menurun, Qaradawi yang kini berusia 81 tahun, terpaksa menghentikan sementara aktivitasnya dan tidak bisa menghadiri beberapa pertemuan Islam, termasuk acara Forum Al-Quds Internasional yang diselenggarakan di Istanbul, Turki pada bulan November 2007 kemarin. Saat itu, Qaradawi sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Hamad di Doha, ibukota Qatar dan baru keluar dari rumah sakit pada 24 November 2007. Sebelumnya, pada bulan Agustus, ulama besar ini juga sempat menjalani perawatan sebuah rumah sakit di Aljazair.

Dalam perbincangan lewat telepon dengan stasiun televisi Al-Jazeera Rabu malam, Al-Qaradawi mengatakan bahwa ada perbedaan sikap di kalangan pejabat pemerintahan Inggris terkait dengan permohonan visanya.

Menurut al-Qaradawi, kantor kementerian dalam negeri dan luar negeri setuju untuk mengabulkan permohonan visanya. Tapi di Inggris, masih kata al-Qaradawi, ada kalangan neo-konservatif, lobi Zionis dan media massa kelompok kiri yang tidak senang dengan kehadirannya.

Orang-orang yang dekat dengan al-Qaradawi juga mengatakan bahwa kantor kementerian dalam negeri dan luar negeri Inggris, sudah berusaha keras agar permohonan visa al-Qaradawi dikabulkan. "Tapi lobi-lobi Zionis melakukan tekanan kuat agar visa itu tidak diberikan dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mendukung lobi Zionis itu, " ungkap mereka.

Ketua kelompok Konservatif David Cameron bahkan menggelar kampanye penolakan pemberian visa untuk Syaikh Qaradawi, karena dianggap akan mengganggu keamanan dalam negeri.

Menanggapi pihak-pihak yang menolak kehadirannya, Syaikh Al-Qaradawi mengatakan bahwa pihak-pihak tersebut sedang melakukan propaganda menyesatkan tentang dirinya. "Saya bukan orang garis keras seperti yang mereka bilang. Saya mengecam serangan di New York dan Washington. Saya juga mengecam serangan di Madrid dan London. Saya mendakwahkan budaya toleransi dan perdamaian, dan bukan peperangan atau kekerasan, " tandas Al-Qaradawi.

Ia melanjutkan, "Islam bukan hanya melarang serangan terhadap non-Muslim yang tidak menindas umat Islam, tapi Islam juga mendorong umatnya untuk memperlakukan non-Muslim dengan baik dan penuh hormat, terutama non-Muslim yang hidup di tengah umat Islam di wilayah Muslim."

Selama ini dunia internasional mengakui Syaikh Yusuf al-Qaradawi sebagai ulama dan cendikiawan Muslim yang moderat dan cukup berpengaruh di dunia Islam. Ia mengepalai Dewan Riset dan Fatwa Eropa serta dipercaya menjadi salah seorang pengurus di Pusat Studi Islam Universitas Oxford.

Walikota London Ken Livingstone bahkan menyebut Qardawi sebagai seorang "Muslim yang paling progresif" dan menyamakannya dengan Paus Paulus XXIII. Livingstone memuji dukungan Qaradawi terhadap demokrasi dan upaya menjembatani gap antara Islam dan Barat. Cuma, musuh-musuh Islam melihat Syaikh Qaradawi sebagai ancaman.(ln/iol)