Muslim di India banyak yang menggunakan nama Hindu dan menyembunyikan identitasnya sebagai Muslim agar bisa bertahan hidup di tengah masyarakat Hindu di negeri itu. Diskriminasi yang sudah terinstitusi membuat warga minoritas Muslim menghadapi persoalan yang dilematis.
Syaikh Salim adalah salah seorang warga Muslim yang mengalami diskriminasi itu. Lima belas tahun yang lalu, ia datang ke Calcutta untuk mencari kerja di restoran. Tapi tak satupun restoran yang ada di sepanjang jalan Calcutta yang mau mempekerjakannya karena ia seorang Muslim.
Beruntung, ia kemudian bertemu dengan seorang juru masak di restoran yang pemiliknya orang Hindu. Juru masak Muslim itu mengubah namanya menjadi nama Hindu dan Syaikh Salim mengikuti saran si juru masak agar ia juga menyembunyikan identitasnya sebagai Muslim.
"Saya ikuti sarannya, untuk mencantumkan nama Hindu, tak lama kemudian seorang Hindu kelas atas mempekerjakan saya untuk mengelola sebuah restoran kecil, " kisah Salim, yang memakai nama Hindu Shankar Maity.
Meski demikian, Salim tetap merasa khawatir jika identitasnya sebagai Muslim terungkap, kampir semua pelanggan restoran "Shankar Fast Food" adalah orang Hindu. Jika itu terjadi, bisnisnya akan mati.
"Saya tahu, banyak orang-orang Hindu yang membenci Muslim karena agamanya. Saya pikir, saya tidak salah telah menyembunyikan identitas agama saya, " ujar Salim.
Selain Salim, warga muslim lainnya bernama Shaokat Ali juga terpaksa menggunakan nama palsu yan berbau Hindu agar bisa menyelesaikan pendidikan master bidang bahasa Inggrisnya di Calcutta, wilayah India yang memang didominasi penganut agama Hindu.
Ali menggunakan nama Saikat Das, dan tak satu pun siswa bahasa Inggrisnya yang tahu rahasia besar Ali, bahwa ia seorang Muslim. Ali bahkan memasang gambar berukuran besar salah satu dewi Hindu yang paling populer, Dewi Kali di dinding ruang kerjanya.
"Saya tidak bisa bilang pada semua orang bahwa saya seorang Muslim, ini sangat menyakitkan buat saya. Saya hampir putus asa menunggu saat saya bisa keluar dari penyamaran ini, " kata Ali.
Para analis di India mengakui banyaknya warga Muslim yang menggunakan identitas palsu sebagai Hindu, merupakan konsekuensi yang wajar karena masih pekatnya sikap anti Muslim di India.
Anjan Basu, analis sosial dan editor eksekutif surat kabar Praditin yang terbit di Bengali mengatakan, warga Muslim India mengalami diskriminasi oleh kalangan Hindu hampir di setiap aspek kehidupan mereka.
"Hak-hak dasar dan kebebasan warga Muslim tidak diakui dengan cara yang tidak adil, " kata Basu.
Menurutnya, banyak umat Hindu yang meyakini bahwa warga Muslim harus tinggal di Pakistan, karena Pakistan dibentuk untuk Muslim dan mereka tidak punya hak tinggal di India.
Kondisi ini tambah Basu, sudah terjadi sejak pemisahan India-Pakistan puluhan tahun yang lalu. Ia mengingatkan, jika diskriminasi ini terus dibiarkan, lama kelamaan akan terjadi akumuluasi kebencian terhadap masyarakat dan negara India, yang suatu saat bisa memicu aksi-aksi kekerasan.
Jumlah warga Muslim di India, sekitar 13 persen atau 140 juta jiwa dari total penduduk India. Hanya sebagain kecil dari warga Muslim atau kurang dari 7 persen dari warga Muslim yang bisa menjadi pegawai negeri sipil, 5 persen bekerja di jawatan kereta api, 4 persen sebagai pegawai bank dan dari 1, 3 juta pasukan angkatan bersenjata India, hanya 29. 000 tentara yang Muslim.
Akses kehidupan warga Muslim, mulai dari lapangan kerja sampai pendidikan di India, masih sangat minim dibandingkan dengan kalangan minoritas lainnya seperti kaum Kristiani dan Sikhs. (ln/iol)