Diprotes, Klub di AS Batalkan Tempat Mereka Menjadi Lokasi Konferensi Hizbut Tahrir

Diprotes, Klub di AS Batalkan Tempat Mereka Menjadi Lokasi Konferensi Hizbut Tahrir

Sebuah klub yang menjadi tuan rumah bagi diselenggarakannya acara dari kelompok Islam Hizbut Tahrir di Illinois pekan depan telah menarik diri, setelah sekelompok warga Amerika memprotes penyelenggaraan acara tersebut.

Hizbut Tahrir Amerika berencana untuk mengadakan konferensi bertajuk “Revolution: Liberation by Revelation – Muslims Marching Toward Victory” di Club Meadows pada 17 Juni mendatang.

“Kami menyesal untuk memberitahu Anda bahwa tempat yang telah setuju untuk menjadi tuan rumah acara kami sebelumnya tidak lagi bersedia untuk mengakomodasi Konferensi Khilafah. Kami sedang dalam proses mencari lokasi baru untuk aktivitas tersebut. Tempat baru akan diumumkan sesegera mungkin,” tulis Hizbut Tahrir AS di situsnya, hizb-america.org, bulan lalu.

Hizbut Tahrir, yang mengklaim memiliki cabang setidaknya 50 negara, mengadakan konferensi pertama mereka di AS pada tahun 2009, berhasil menarik sekitar 400 orang.

Konferensi yang dijadwalkan berlangsung pekan depan menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Amerika yang khawatir tentang pandangan HT yang mereka anggap militan.

Ryan Mauro, seorang penulis untuk situs RadicalIslam.org, menulis di situs tersebut mendesak masyarakat untuk menyuarakan kebencian mereka dengan menyebut klub untuk membatalkan tawarannya menjadi tuan rumah konferensi.

Mauro, menulis bahwa konferensi ketiga kelompok itu bertujuan menyadarkan umat Islam agar mau membantu menghidupkan kembali Khilafah dan lembaga pemerintahan berbasis syariah.

Dia menulis: “Pada tahun 2010, konferensi tahunan Hizbut Tahrir di hotel Chicago Marriott Oak Brook dibatalkan setelah tempat tersebut menolak hotel mereka dijadikan tempat konferensi.”

Dia juga mengutip pendapat seorang ahli kelompok-kelompok Islam, Zeyno Baran, yang menyebut Hizbut Tahrir sebagai sarana bagi teroris.

Baran dari Nixon Center dan Ariel Cohen dari Heritage Foundation berpendapat bahwa meskipun Hizbut Tahrir tidak mempromosikan atau terlibat dalam kekerasan, mereka menggunakan status hukumnya untuk mengindoktrinasi pengikutnya yang kemudian bergabung dengan kelompok ekstremis yang mungkin terlibat dalam aksi kekerasan.(fq/aby)