Dipecat Gara-Gara Bela "Intifada", Mantan Kepala Sekolah Ajukan Gugatan Hukum

Pendiri dan mantan kepala sekolah Khalil Gibran International Academy-sekolah berbahasa Arab pertama di New York, AS- mengajukan gugatan hukum terhadap walikota New York dan sejumlah pejabat departemen pendidikan.

Surat kabar The New York Times, edisi Selasa (20/11) menyebutkan, Almontaser mengajukan gugatannya ke Pengadilan Distrik Federal. Di antara pejabat AS yang ia gugat antara lain Kepala Konsuler Departemen Pendidikan New York City Joel I. Klein dan Walikota New York Michael Bloomberg.

Almontaser mengundurkan diri dari Khalil Gibran International Academy yang berlokasi di Brooklyn, sebelum sekolah itu resmi dibuka pada bulan September. Ia mengundurkan diri setelah terjadi polemik tentang penggunaan kata "Intifada" di T-Shirt yang dijual organisasi perempuan Arab.

Almontaser mempertahankan penggunaan kata "intifada", karena menurutnya kata intifada bermakna "pembebasan" dan bukan untuk mendorong orang melakukan kekerasan.

Dalam gugatannya, Almontaser menuding walikota dan pejabat departemen pendidikan New York City sudah "berkonspirasi" untuk mencegah agar dirinya tidak diberi kesempatan menjabat kembali posisi kepala sekolah di Khalil Gibran International Academy.

Almontaser juga mengungkapkan bahwa para pejabat departemen pendidikan dengan cara yang tidak layak telah memaksanya untuk minta maaf dan mundur sebagai kepala sekolah, atau sekolah itu akan ditutup.

Saat itu, ia memilih mundur demi stabilitas sekolah dan ingin memberikan kesempatan secara penuh pada sekolah itu untuk berkembang. Sejak Almontaser mundur, jabatan kepala sekolah dipegang oleh seorang pejabat sementara sementara departemen pendidikan kota New York mencari penggantinya yang akan bertugas secara penuh.

Almontaser berusaha mendapatkan kembali posisinya pada akhir bulan Agustus kemarin. Namun pihak departemen pendidikan mengatakan bahwa mereka tidak akan mempertimbangkan Almontaser lagi, di antara 25 orang yang juga mengajukan lamaran untuk menjadi kepala sekolah di Khalil Gibran International Academy.

Lebih lanjut Almontaser mengatakan, ia sudah menjadi korban kampanye hitam anti-Arab yang dilakukan oleh surat-surat kabar, para blogger dan pejabat pemerintahan kota dari kelompok konservatif.

Para pendukung Almontaser menegaskan bahwa ia tidak layak diperlakukan seperti itu. Anggota Dewa Kota New York Robert Jackson dan dua anggota Dewan Kota lainnya mendesak Departemen Pendidikan untuk menunjuk kembali Almontaser sebagai kepala sekolah.

Sejak Departemen Pendidikan Kota New York mengumumkan rencana untuk mendirikan sekolah itu pada bulan Februari lalu, media massa dari kelompok sayap kiri dan para orang tua siswa sekolah-sekolah umum di kota New York sudah menunjukkan ketidaksukaannya. Mereka melakukan kampanye untuk menekan Departemen Pendidikan agar membatalkan pendirian sekolah Khalil Gibran International Academy, bahkan menggalang kelompok "Koalisi Stop Madrasah. "

Menurut Almontaser, meski berbahasa Arab, sekolah yang diberi nama dari nama pujangga Kristen asal Libanon yang tinggal New York, didisain oleh Departemen Pendidikan sebagai sekolah yang beraliran sekuler.

"Membangun sekolah Khalil Gibran adalah mimpi saya sebagai orang Amerika. Tapi sekarang menjadi mimpi buruk saya, " tukas Almontaser. (ln/iol)