Menurut Shaheen, prioritas utama pemerintah baru adalah untuk fokus pada pekerjaan ekonomi termasuk menciptakan lapangan kerja dan mengangkat standar hidup penduduk.
Pembangunan Afghanistan, juga menjadi fokus utama sambil berupaya menegakkan perdamaian.
Setelah fokus-fokus itu, Taliban berharap dapat mengundang delegasi tingkat tinggi dari negara lain termasuk China untuk mengunjungi Afghanistan.
Bicara mengenai krisis pangan yang membayangi di Afghanistan, juru bicara itu mengatakan bahwa dia berharap negara-negara sahabat, termasuk negara-negara tetangganya, akan maju dan membantu rakyat Afghanistan pada saat yang genting ini.
“Kami tidak menginginkan bantuan ini untuk diri kami sendiri tetapi kami menginginkannya untuk rakyat kami,” kata Shaheen.
Sudah selayaknya negara-negara Barat memiliki kewajiban moral untuk mendukung Afghanistan.
“Jika mereka tidak ambil bagian, berarti mereka tidak membantu rakyat Afghanistan (yang menunjukkan) slogan-slogan mereka dengan nilai-nilai HAM dan kemanusiaan adalah kata-kata kosong. Mereka mengangkat slogan di satu sisi, tetapi melakukan sebaliknya,” ujarnya.
Mengenai pertanyaan tentang masalah Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) , juru bicara menjelaskan bahwa setelah kesepakatan Doha, banyak anggota organisasi ini telah meninggalkan Afghanistan karena mereka diberitahu tidak ada yang dapat menggunakan Afghanistan melawan negara lain.
Dia mengatakan memutuskan hubungan dengan terorisme adalah kepentingan Afghanistan karena mereka ingin fokus pada pembangunan negara untuk memberikan kehidupan yang nyaman bagi rakyat mereka.
Shaheen juga mengatakan bahwa mereka memiliki tiga komitmen.
“Pertama, kami tidak akan mengizinkan pelatihan apa pun di wilayah kami. Kedua, kami tidak akan mengizinkan penggalangan dana apa pun bagi mereka yang berniat melakukan agenda asing. Ketiga, kami tidak akan mengizinkan pendirian pusat rekrutmen di Afghanistan. Ini adalah hal utama,” ujarnya. (RMOL)