Pada Februari, WHO melaporkan bahwa pasokan serum difteri antitoksin telah dibatasi selama bertahun-tahun. Kekurangan ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2018. Pemerintah Inggris mengatakan telah mengirim sebuah tim yang terdiri dari 40 dokter, perawat, dan petugas pemadam kebakaran ke Bangladesh. Mereka diterjunkan selama enam pekan untuk mengawasi wabah difteri menyusul permintaan dari WHO dan pemerintah setempat.
Seperti diketahui, militer Myanmar menindak keras umat Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine menyusul serangan dari militan Rohingya ke pangkalan militer dan pos polisi pada 25 Agustus. Lebih dari 650 ribu orang Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak saat itu. Data terbaru PBB menyebutkan, 200 ribu orang telah terlebih dahulu mengungsi.
Di Bangladesh, para pengungsi itu tinggal di kamp-kamp padat penduduk. Tempat tinggal mereka berupa gubuk yang terbuat dari bambu dan lembaran plastik. Akses air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan di kamp-kamp itu sangat buruk.(kl/rol)