Brown : Al-Qaidah Sumber Ancaman Keamanan Terbesar

Tatanan dunia baru yang ingin diwujudkan sekelompok negara ambisius dengan cara mengobarkan perang, bukan sekedar isapan jempol.  Entah keceplosan atau tidak, PM Inggris Gordon Brown mengungkapkan hal itu dalam naskah pidatonya.

Sama dengan sekutunya AS, Inggris menegaskan tidak akan mundur dari perang di Afghanistan. Namun yang menarik dari penegasan itu adalah pernyataan bahwa Inggris tidak akan menarik pasukan militernya dari negara itu karena Inggris ingin ikut berperan dalam "mengubah dunia".

Hal tersebut diungkapkan PM Inggris Gordon Brown, Senin (12/11). "Saya yakin Inggris bisa dan harus memainkan perannya secara penuh untuk mengubah wajah dunia. Inggris bisa memimpin dalam membangun sebuah tatanan dunia baru," kata Brown dalam teks pidatonya yang dirilis kantor perdana menteri Downing Street. Teks pidato itu merupakan bagian dari pidato tahunan perdana menteri tentang kebijakan luar negeri Inggris, yang akan disampaikan dalam acara jamuan makan walikota London di Guidhall malam ini.

Untuk itu, Brown menyatakan bahwa Inggris sudah membuat rangkaian rencana di tahun 2009 dan akan dilaksanakan untuk meraih kesuksesan yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam upaya melumpuhkan Taliban.

"Karenanya, dengan semangat tinggi saya membela tindakan-tindakan Inggris di Inggris di Aghanistan dan Pakistan, karena Al-Qaida merupakan sumber ancaman terbesar bagi keamanan nasional kita saat ini," tukas Brown.

Seperti diketahui, Inggris beserta negara Eropa lainnya memberikan dukungan terhadap invasi AS ke Afghanistan tahun 2001 dengan dalih menumpas gerakan Taliban dan menangkap para pimpinannya yang dianggap sebagai dalang berbagai aksi terorisme. Tapi setelah lebih dari delapan tahun menggelar perang melawan teror di Afghanistan, bocor laporan-laporan yang menyebutkan bahwa pemerintah Inggris sedang mencoba berekonsiliasi dengan para pemimpin Taliban, terutama yang berbasis di Quetta, sebuah kota di Pakistan.

Hari Sabtu kemarin, stasiun televisi BBC membeberkan memo pemerintah Inggris yang berisi usulan agar Taliban dihapus dari daftar kelompok yang dikenai sanksi oleh PBB sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi itu. Karena selama delapan tahun mengobarkan perang di Afghanistan, pasukan koalisi belum juga mampu menangkap hidup atau mati para petinggi Taliban.

Di dalam negeri Inggris sendiri, dukungan rakyat terhadap perang Inggris di Afghanistan makin memudar. Rakyat Inggris bahkan menekan Brown agar segera menarik pasukan Inggris dari Negeri Para Mullah itu. Sebuah polling yang dilakukan surat kabar Independen baru-baru ini menunjukkan bahwa 71 persen responden meminta agar Inggris menarik pasukannya dari Afghanistan dalam jangka waktu satu tahun.

Saat ini terdapat 9.000 tentara Inggris yang ditempatkan di Afghanistan. Selama invasi hingga hari Senin kemarin, sudah 223 tentara Inggris yang tewas dalam peperangan di negeri itu. (ln/prtv)