Dianggap Tak Efektif, CIA Tutup Sejumlah "Perusahaan" Agen Intelejennya

Sejumlah surat kabar AS mengungkap perusahaan-perusahaan yang menjadi penyedia jasa mata-mata AS. Namun karena dianggap tidak bisa memberikan informasi intelejen yang diinginkan, terutama informasi tentang al-Qaidah dan operasi-operasi teroris, AS menutup sejumlah perusahaan mata-matanya.

Baltimore Sun dalam laporannya menyebutkan, sejak serangan 11 September 2001, CIA membentuk 12 perusahaan dengan asset jutaan dollar dalam bentuk investasi di bank-bank dan perusahaan lainnya di Eropa. Tapi CIA kemudian menutup 10 perusahaan di antaranya, yang disebut-sebut malah berbalik mengancam akan membongkar semua operasi-operasi intelejen CIA. Sejauh ini CIA tidak mau berkomentar tentang penutupan perusahaan tersebut, dengan alasan keamanan.

Surat kabar AS lainnya, Los Angeles Times menyebutkan CIA memilih Eropa sebagai basis perusahaan mata-matanya agar para agen CIA bisa bergerak dengan leluasa. Namun menurut surat kabar ini, pemilihan lokasi Eropa justru yang menjadi salah satu penyebab gagalnya proyek mata-mata CIA, karena Eropa dianggap tidak cukup dekat dengan pusat-pusat kegiatan pada aktivis Islam radikal. Jikapun lokasinya dekat, masih menurut Los Angeles Times, akan sulit bagi agen-agen Barat untuk melakukan infiltrasi ke kelompok-kelompok radikal tersebut.

Proyek mata-mata CIA termasuk menyusup ke kalangan Muslim moderat, menyusup ke perusahaan-perusahaan pengapalan yang dianggap potensial melakukan pengiriman komponen-komponen nuklir secara ilegal, serta perusahaan-perusahaan kimia yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok ektrimis.

Times menyebut CIA mulai meninggalkan cara-cara konvensional dalam kegiatan mata-matanya, dan menolak memanfaatkan diplomat-diplomat AS sebagai bagian dari agen mata-mata mereka. (ln/al-araby)