Israel menolak kedatangan Richard Falk, pelapor khusus Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk wilayah Palestina. Rezim Zionis itu mengatakan, Falk "tidak diterima" di Israel.
Falk, seorang Yahudi Amerika, tiba di Israel pada hari Minggu kemarin. Tapi sesampainya di bandara, Falk dicekal dan langsung dipulangkan kembali ke Jenewa dengan penerbangan pertama. Menurut juru bicara kementerian luar negeri Israel, Falk sebelumnya sudah diberitahu bahwa ia dilarang masuk ke Israel.
Rezim Zionis menolak kedatangan Falk karena Falk dianggap musuh Israel karena kerap melontarkan kririk keras atas perlakuan Israel terhadap bangsa Palestina. Falk pernah menyebut perlakuan Israel terhadap bangsa Palestina, sama dengan kekejaman yang dilakukan Nazi terhadap orang-orang Yahudi di Eropa.
Falk juga termasuk tokoh yang gencar menyerukan agar dilakukan penyelidikan yang lebih serius atas peristiwa serangan 11 September 2001 di AS, untuk membongkar adanya konspirasi dibalik serangan itu. Ia mengatakan, pihak-pihak yang mengabaikan kemungkinan teori konspirasi, menginginkan agar kasus serangan 11 September dianggap kasus yang sudah ditutup.
Dalam kapasitasnya sebagai pelapor hak asasi manusia PBB, Falk dalam pernyataannya belum lama ini mengatakan bahwa embargo Israel terhadap Jalur Gaza merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan mendesak agar pengadilan kriminal internasional segera mengadili para pemimpin Israel yang mengeluarkan kebijakan itu. Pernyatan Falk ini membuat Israel geram.
Sejak awal bergabung di Dewan HAM PBB, Falk sudah menimbulkan kontroversi. Sejumlah negara meragukan obyektifitas Falk, terutama Israel dan Kanada. Namun utusan Palestina di Dewan HAM PBB mengatakan, terpilihnya Falk dari 184 kandidat, sebagai pakar dan utusan Dewan HAM merupakan "kemenangan " untuk mereka yang menghormati hak asasi manusia dan menyebut Israel ironis karena menolak seorang profesor Yahudi duduk sebagai pakar di Dewan HAM PBB.
Israel tetap keberatan dengan terpilihnya Falk dan menolak tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang dilontarkan Falk. Di sisi lain, sejumlah aktivis kemanusiaan di Israel mempertanyakan kebijakan rezim Israel melarang Falk berkunjung ke Israel. Mereka menilai sikap Israel tidak mencerminkan sebagai negara yang demokratis dan hanya akan membuat Falk membuat laporan yang tidak simpatik tentang Israel. (ln/haaretz)