Sebuah LSM Muslim Malaysia terkemuka telah mendesak umat Islam untuk menghindari mengucapkan Natal, dan menghormati ajaran Islam yang meniadakan ritual Natal.
“Kalian (non-Muslim) tampaknya telah salah menafsirkan adanya pelarangan ucapan Natal sebagai sesuatu yang tidak menghormati orang-orang Kristen,” ujar Abu Ameen , aktivis Ikatan Muslimin Malaysia (Isma) mengatakan dalam sebuah komentar yang dikutip oleh The Rakyat Post pada Minggu 21 Desember .
“Ini merupakan bagian integral dari iman kita untuk menolak perayaan yang tidak memiliki dasar dan kepalsuan, seperti mereka yang masih dalam kesesatan dan perubahan dalam iman, seperti yang terjadi dalam agama Kristen.”
Mengutip pandangan ulama dalam masalah ini, Abu Ameen mengatakan bahwa siapapun untuk mengucapkan dan menghadiri acara tersebut adalah dilarang dalam Islam.
“Tentunya tidak ada yang memiliki hak untuk menghukum kita untuk ini (Tidak mengucapkan natal) ,” Abu Ameen bersikeras.
Natal adalah perayaan utama Kristen. Perayaan yang mencapai puncaknya pada pukul 12:00 malam pada tanggal 24 Desember setiap tahun. Sedangkan Kristen Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari.
Abu Ameen menegaskan bahwa hak umat Islam untuk tidak merayakan Natal juga harus “dihormati” oleh orang-orang Kristen di negara itu.
“Mereka (orang Kristen) memiliki hak untuk percaya apa yang mereka ingin percaya dan untuk merayakan apa yang mereka ingin merayakan tetapi juga sama pentingnya bagi mereka untuk menghormati kami untuk tidak merayakan ,” kata Abu Ameen. (OI/KH)