"Ini terjadi lagi dan terjadi lagi, dan ini harus dihentikan," kata Shaila Kibria, wakil presiden Dewan Administratif Mahasiswa University of Toronto, Mississauga (UTM), Kanada pada situs Canadian Mississauga News Online, akhir pekan kemarin.
Pernyataan Kibria itu terkait dengan makin meningkatnya tindakan penghinaan secara verbal dan rasisme di universitas tersebut terhadap mahasiswa Muslim. Sebagai contoh kata Kibria, seorang mahasiswi Muslim didorong-dorong dadanya sambil dihina agar kembali ke negaranya dan dikatakan, ‘bom negaramu’.
"Selain itu, masih ada puluhan kasus di mana komentar-komentar bernuansa rasis diarahkan ke mahasiswa Muslim di kampus Mississauge," sambung Kibria. Serangan serupa dilaporkan juga terjadi di kampus Toronto.
Kibria mengatakan, sejumlah mahasiswa melaporkan padanya bahwa mereka dihina oleh mahasiswa lain. Sejumlah mahasiswi Muslim pada minggu ini juga melaporkan bahwa mereka disebut teroris oleh sekelompok mahasiswa.
Mahasiswa Muslim di universitas itu menyalahkan pihak administrasi universitas atas makin meningkatnya serangan bernuansa rasis terhadap mereka, karena pihak universitas tidak pernah menyatakan secara terbuka mengecam serangan semacam itu.
Fahad Shaikh, Ketua Asosiasi Mahasiswa Muslim UTM mengingatkan bahwa mahasiswa Muslim kemungkinan akan sering mengalami serangan kekerasan jika pihak universitas tidak mengambil tindakan lebih lanjut atas kasus-kasus tersebut.
Berbeda ketika pihak kampus merespon pamflet-pamflet anti semit yang bertebaran di kampus bulan November lalu. Kibria mengatakan, pihak kampus langsung mengeluarkan pernyataan pada publik yang mengecam pamflet tersebut, tapi ketika hal serupa terjadi pada mahasiswa Muslim, pihak kampus tidak mengambil tindakan apa-apa.
Dewan Administratif Mahasiswa UTM dan kelompok mahasiswa lainnya, mendesak pihak universitas untuk segera membuat pernyataan yang mengecam segala tindakan anti Islam. Dewan juga meminta pihak universitas untuk memberikan pengarahan langsung pada para mahasiswa dan staffnya agar menunjukkan sikap saling menghormati terhadap Muslim dan tidak lagi menyerang keyakinan mereka.
Kelompok-kelompok Muslim juga meminta agar dilakukan penyelidikan terhadap munculnya poster-poster bergambar kartun Nabi Muhammad mengenakan sorban berbentuk bom, di kampus tersebut. Satu hari sebelumnya, Kamis (23/3), sekitar 100 mahasiswa Muslim melakukan aksi unjuk rasa memprotes serangan terhadap mereka.
Menurut sensus nasional, jumlah Muslim di Kanada meningkat tajam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Menurut CIA World Factbook, jumlah warga Muslim meliputi 1,9 persen dari 32,8 juta total penduduk negara Kanada dan Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah agama Kristen. (ln/iol)