Eramuslim – Sepak terjang Muammar Qadafi semasa hidupnya terhadap dunia Islam tak habis diceritakan.
Meski meninggalnya Qadafi tempat kelahirannya di Sirte pada 20 Oktober 2011, menurut Muhammad Fakhry Ghafur dalam penelitiannya yang berjudul Religion and Democracy :The Emergence of the Power Of Political Islam in Tunisia, Egypt and Libya, tidak lepas dari intervensi asing di Libya.
Di antaranya adalah sebagaimana dituturkan Mahmud Husaini Riih, yang saat sebelum krisis dan perang saudara di Libya menjabat sebagai impinan Jam’iyah al Dakwah al Islamiyah al ‘Alamiyah Libya. Pernyataan ini disampaikan dalam kunjungannya ke Indonesia pada 2008 lalu.
Dia menuturkan, di bawah kepemimpinan Qadafi, Libya setiap tahunnya berhasil melahirkan ribuan para penghafal Alquran. Kini, jumlah para penghafal Alquran di negara yang dulu sempat diembargo Amerika Serikat ini jumlah penghafal Alquran mencapai jutaan orang.
”Keadaan umat Islam di Libya saat ini alhamdulillah dalam kondisi yang sangat baik. Kami leluasa melaksanakan syiar Islam sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Moammar Khadafi adalah pemimpin dan komandan umat Islam Libya, juga memimpin umat Islam di beberapa negara Islam,” kata dia sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika.
Ketika ditanya ada berapa sekolah yang didirikan di Libya yang khusus menghafal Alquran, Mahmud menyebutkan banyak sekali sekolah dan juga masjid-masjid yang menerapkan metode menghafal Alquran. Biasanya, pendidikan diajarkan pada waktu pagi dan sore.